Pupuk Indonesia Akui Proyek Gas Cirebon-Semarang Tak Ekonomis Lagi

Image title
29 September 2020, 18:17
rekind, pupuk indonesia, pipa gas cirebon-semarang, cisem, bph migas
Arief Kamaludin|Katadata
Ilustrasi. PT Pupuk Indonesia (Persero), induk usaha PT Rekayasa Industri (Persero), menyebut proyek pipa gas Cirebon-Semarang tidak layak secara keekonomian.

Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa pun dalam waktu dekat akan mengundang Rekind berserta Pupuk Indonesia untuk segera membuat keputusan terkait kelanjutan dari proyek. Pasalnya, perusahaan sempat mengtakan siap membangun proyek gas pipa Cisem ini. "Kami mengimbau, misalnya meminta perubahan keekonomian karena tidak lagi sesuai dengan semangat hasil lelang,” ucapnya.

Rekind dan PGA Belum Sepakat Soal Volume Gas

Sebelumnya, Anggota Komite BPH Migas Jugi Prajogo mengatakan realisasi pembangunan proyek Cisem sangat bergantung pada penandatanganan perjanjian pengangkutan gas atau GTA antara Rekind dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Targetnya pada akhir bulan ini kedua pihak mencapai kesepakatan.

Pada Kamis pekan lalu seharusnya BPH Migas mengadakan pertemuan dengan dua perusahaan pelat merah tersebut. “Namun, batal. Pertemuannya untuk memastikan dukungan dari pemegang saham atas pembiayaan pipa tersebut,” katanya pekan lalu.

Jugi menduga sulitnya pembangunan proyek ini lantaran PGN, selaku shipper, tak berani memasang volume gas secara besar. Lalu, Rekind perlu kepastian volume yang dapat menutup biaya investasi. "Hal-hal tersebut kiranya yang menjadi ganjalan GTA," katanya.

Shipper merupakan istilah dalam industri hilir migas untuk produsen, pedagang atau pembeli gas bumi yang memanfaatkan pipa pengangkutan yang dimiliki atau dikuasai transporter (badan usaha yang memiliki izin angkut gas).

Pasokan gas ke pipa itu nantinya akan terpenuhi dari Lapangan Gas Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang dioperasikan Pertamina EP Cepu. Pemerintah daerah juga telah menyiapkan beberapa kawasan industri yang nantinya disiapkan untuk menyerap gas tersebut. Misalnya, kawasan industri Kendal, kawasan industri Batang, dan kawasan Demak.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...