Tantangan Besar Indonesia Merebut Pasar Ekspor LNG di Tiongkok

Image title
24 November 2020, 18:51
lng, gas alam cair, tiongkok, terminal lng, skk migas
123RF.com/aurielaki
Ilustrasi. Gas alam cair atau LNG Indonesia berpeluang diekspor ke Tiongkok.

Indonesia memiliki LNG menganggur dan pasar dalam negeri belum siap menyerapnya. Pemerintah sebaiknya menjual gas tersebut sebelum kontrak dengan WBX berakhir. "Ini bukan teori tapi lebih ke real action bagaimana kita bisa menjualnya, dengan harga yang rasional," ujarnya.

Persaingan penjualan gas ini memang ketat. Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan pada periode 2021 hingga 2024 banyak proyek LNG mulai berproduksi. Pemerintah punya pekerjaan berat untuk mencari pembeli potensial. "Jika pemerintah bersedia intervensi, maka akan lebih baik." ujarnya.

Pembeli pontesial tentu saja Tiongkok. Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) Moshe Rizal menilai pemerintah perlu segera memulai penjajakan dengan Negeri Manufaktur itu.

Sebaiknya ekspor itu melalui kesepakatan bilateral antara dua negara. "Supaya memberi keyakinan kepada produsen gas di dalam negeri," kata Mosche. Tidak seperti minyak, gas alam tidak dapat disimpan terlalu lama. Pembangunan infrastrukturnya juga tergantung dari ketersediaan kontrak jangka panjang antara produsen dan buyer.

Pencarian pembeli ini juga berperan vital dalam pengembangan sumber gas Tanah Air. Mayoritas eksplorasi sekarang adalah temuan cadangan gas. Tanpa ada kepastian pembeli, banyak proyek lapangan migas yang terancam masa depannya.

Nusantara Regas Terima LNG Perdana Blok Mahakam
Ilustrasi fasilitas penyimpanan LNG. (Arief Kamaludin|KATADATA)

Terminal LNG Teluk Lamong Milik PGN

Di dalam negeri, upaya pemanfaatan LNG juga sedang berlangsung. PT Perusahaan Gas Negara Tbk sedang membangun Terminal LNG Teluk Lamong, Surabaya. Gas dari fasilitas penyimpanan ini akan disalurkan untuk memenuhi permintaan di Jawa Timur.

Pada Maret lalu, progress penyelesaian proyek sudah mencapai 90%. Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Redy Ferryanto menyebut terminal LNG itu merupakan bagian dari proyek strategis PGN.

Berdasarkan perhitungannya, gas yang tersalurkan mencapai 180 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) pada 2023. “Terminal LNG ini juga untuk menjaga ketahanan pasokan gas bagi jaringan terintegrasi Trans-Jawa dan Trans-Sumatera,” kata Redy.

Perusahaan telah memulai uji coba terminal pada Mei 2020 dengan kapasitas 40 juta standar kaki kubik per hari. Selain terminal LNG, Teluk Lamong akan meregasifikasi pasokan gas alam cair untuk dialirkan ke jaringan pipa.

Pasokan LNG Bontang, Kalimantan Timur, pada akhir tahun ini akan melimpah karena WBX tidak memperpanjang kontrak yang sudah terjalin hampir 50 tahun. Kyushu Electric Power Co menjadi satu-satunya perusahaan dari konsorsium WBX yang masih akan membeli tiga kargo LNG hingga 2022.

Toho Gas Co memutuskan tidak memperpanjang kontrak. Empat perusahaan lain, yaitu Chubu Electric Co, Kansai Electric Power Co, Nippon Steel Corp, dan Osaka Gas Co Ltd, kemungkinan besar melakukan langkah serupa.

Selain Kyushu, Pelaksana Tugas Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih menjelaskan Shell juga akan menyerap pasokan LNG Bontang ini. Shell berkomitmen untuk menyerap LNG Bontang mulai tahun depan. "Untuk WBX selain yang udah dijual ke Kyushu dan Shell, belum ada kesepakatan lain," ujar beberapa waktu lalu.

SKK Migas mencatat realisasi produksi siap jual atau lifting gas pada paruh pertama 2020 mencapai 104,8 kargo. Dua pemasok terbesarnya berasal dari dua kilang, yaitu LNG Bontang dan LNG Tangguh milik BP di Papua.

Angka realisasi lifting itu turun dibandingkan semester pertama 2019 di 119,8 kargo. Pandemi Covid-19 menyebabkan konsumsi dan permintaan gas turun. Penurunan juga terjadi pada realiasi serapan LNG domestik. Untuk LNG Bontang hanya 13,2 kargo dan Tangguh 12,6 kargo. Padahal di 2019 angkanya mencapai 29 kargo.

Beberapa kargo LNG tidak terserap karena pembeli mengubah komitmennya. Salah satunya dari konsumen utama gas alam cair domestik, yaitu PLN. Penurunan konsumsi listrik yang signifikan di sektor industri dan bisnis karena pembatasan sosial berskala besar atau PSBB, menjatuhkan pula serapan gas. Permintaan kargo dari PLN berkurang 10 kargo dari rencana awal 24 kargo.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...