Menteri ESDM Harap 8 Anggota Baru DEN Pacu Agenda Energi Pemerintah

Image title
8 Januari 2021, 13:21
Dewan Energi Nasional, Kementerian ESDM, Energi, Pandemi Corona, Migas, Energi Terbarukan .
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Menteri ESDMÊArifin Tasrif menyampaikan capaian kinerja 2019 dan program 2020 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (9/1/2020). Menteri ESDM resmi melantik 8 Dewan Energi Nasional (DEN) periode 2020-2025.

4. Dr. Ir. Herman Darnel Ibrahim, M.Sc. (Kalangan Industri)

5. Ir. Daryatmo Mardiyanto (Kalangan Konsumen)

6. Dr. Ir. Eri Purnomohadi, M.M. (Kalangan Konsumen)

7. Dr. Ir. As Natio Lasman (Kalangan Teknologi)

8. Dr. (HC) Yusra Khan, S.H. (Kalangan Lingkungan Hidup)

Pekerjaan Rumah DEN

Sementara itu Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa sebelumnya mengatakan, tak meragukan kompetensi anggota DEN selama ini dan yang baru terpilih. Anggotanya terbentang dari praktisi hingga pelaku bisnis.

Berbagai kombinasi ini seharusnya membuat perumusan kebijakan energi menjadi lebih mudah. Pekerjaan rumah yang krusial untuk lembaga itu adalah membuat rencana umum energi nasional atau RUEN sesuai dengan kondisi global.

Saat ini dunia sudah mengarah kepada transisi energi menuju dekarbonisasi. “Energi fosil mulai ditinggalkan dan energi baru terbarukan jadi prioritas utama dunia saat ini,” kata Fabby.

Kebijakan energi nasional (KEN) dan RUEN di Indonesia masih berputar-putar dalam paradigma lama. Jargon Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah sudah tak relevan lagi dengan kondisi saat ini.

Pemanfaatan energi fosil tak lagi dapat dilakukan dalam skala masif. Sebagai gantinya, bahan bakar ramah lingkungan harus dioptimalkan dengan inovasi teknologi bersih.

"DEN harus mulai melihat RUEN dengan kacamata transisi energi dan dekarbonisasi, serta melakukan penyesuaian target energi terbarukan lebih tinggi lagi di 2030 dan 2050," kata dia.

Dalam tupoksinya, DEN sebenarnya memiliki fungsi pengawasan pelaksanaan RUEN, mendukung penyusunan rencana umum energi daerah (RUED), cadangan energi, dan neraca energi. Namun, Fabby menilai banyak rencana itu yang meleset dari target. Misalnya, pencapaian energi terbarukan pada 23% pada 2025 dan 31% di 2050 masih lamban.

Realisasinya saat ini baru 9% dan banyak pihak meragukan target itu dapat tercapai. Lalu, pada 2019 produksi batu bara dibatasi hanya 400 juta ton, tapi malah melesat mencapai lebih 600 juta ton. Capaian meleset lainnya adalah soal target konsumsi listrik dan cadangan minyak.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...