Efek Pandemi, Pemakaian Pembangkit Listrik Batu Bara di India Turun

Image title
16 Februari 2021, 15:45
Sejumlah pekerja beraktivitas di proyek pembangunan PLTU Suralaya Unit X di Suralaya, Cilegon, Banten, Senin (5/8/2019). Jubir Unit Pembangkitan PLTU Suralaya Asep Muhendar mengungkapkan setelah mengalami gangguan kerusakan interkoneksi di Ungaran, suplai
ANTARA FOTO/ASEP FATHULRAHMAN
Ilustrasi.

Menurut laporan lembaga Ember dan Angora Energiewende, sumber energi terbarukan, seperti angin dan matahari, menghasilkan 38% listrik untuk 27 negara anggota kelompok itu. Bahan bakar fosil, seperti batu bara  dan gas, menyumbang 37%. 

Denmark memakai tenaga angin dan surya terbanyak. Pembangkit energi terbarukannya menyumbang 61% dari kebutuhan listrik pada tahun lalu. Irlandia mencapai 35% dan Jerman 33%. Negara dengan pangsa energi terbarukan terendah, di bawah 5%, adalah Slowakia dan Republik Ceko.

Pembatasan gerak akibat pandemi Covid-19 alias lockdwon telah menyebabkan permintaan listrik di Uni Eropa turun 4%. Dampaknya sangat terasa oleh produsen bahan bakar fosil. 

Pembangkit listrik tenaga batu bara anjlok 20% pada 2020 dan telah berkurang setengahnya sejak 2015. "Pembangkit  ini jatuh di hampir setiap negara, melanjutkan keruntuhan batu bara yang terjadi sebelum Covid-19," kata laporan itu pada 25 Januari lalu.

Banyak negara di Eropa yang secara bertahap menghentikan pembangkit tenaga listrik tenaga batu bara yang berpolusi tinggi untuk memenuhi target pengurangan emisi karbon. Harga listriknya yang rendah di saat pandemi corona membuat beberapa pembangkitnya menjadi tidak menguntungkan dibandingkan yang memakai energi terbarukan.

Dalam laporan Energy Outlook 2020, BP memprediksi akan terjadi pergeseran konsumsi energi. Pada 2050, sumber energi utama yang dikonsumsi berasal dari energi terbarukan, menggantikan minyak yang menjadi sumber utama pada 2018. 

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...