Marak Tambang Ilegal dan Pencurian Imbas Kenaikan Harga Batu Bara

Image title
19 Juli 2021, 13:07
batu bara, tambang ilegal, pencurian, harga batu bara
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/wsj.
Sebuah truk pengangkut batu bara melintasi jalan tambang batu bara di Kecamatan Salam Babaris, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Rabu (7/7/2021).

Ketua Umum Indonesian Mining Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo menilai kondisi penambangan ilegal saat ini relatif lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Demikian juga pengawasan atas proses penambangan sampai pengapalan oleh Kementerian ESDM juga lebih fokus dan terimplementasi dengan baik.

"Saya melihat dampak kegiatan pertambangan ilegal akan naik paralel dengan naiknya harga batu bara, mungkin ada namun saya yakin jumlahnya relatif kecil," ujarnya.

Apalagi atas target total produksi nasional sebesar 625 juta ton, yang akan didukung oleh Izin Usaha Pertambangan (IUP) legal dan para perusahaan pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B).

Menurut dia volume yang ada sudah mampu menyerap potensi volume impor oleh berbagai negara, khususnya Tiongkok dan India.

Namun, lantaran posisi lokasi yang biasanya dilakukan oleh illegal mining, maka pengawasan Kementerian ESDM yang melibatkan pemerintah daerah dan aparat kepolisian tetap diperlukan. Mengingat dampak negatif yang muncul, bukan saja keuangan negara, namun rusaknya lingkungan menjadi perhatian utama.

Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan (HBA) Indonesia pada Juli 2021 sebesar US$ 115,35 per ton. Angka ini naik US$ 15,02 per ton dibandingkan Mei yang sebesar US$ 100,33 per ton.

Kenaikan ini utamanya dipicu oleh tingginya tingkat konsumsi di negara-negara Asia Timur dan menjadi HBA tertinggi dalam 10 tahun terakhir, sejak November 2011.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...