Didorong Efisiensi, Pertamina Cetak Laba Rp 2,6 Triliun di Semester I

Image title
16 Agustus 2021, 12:50
pertamina
ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/aww.
Sejumlah petugas mengawasi proses pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) ke mobil tangki distribusi di Terminal Terintegrasi Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Ampenan, Mataram, NTB, Senin (29/3/2021).

Pertamina berhasil membukukan laba sebesar US$ 183 juta atau setara Rp 2,6 triliun pada semester I 2021. Perusahaan energi pelat merah ini berhasil membalikkan kinerjanya yang merugi hingga US$ 768 juta atau sekitar Rp 11 triliun pada semester I tahun lalu.

Pjs. Senior Vice President Corporate Communications and Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan dampak pandemi yang berkepanjangan masih sangat dirasakan sepanjang tahun ini.

Menurutnya fluktuasi harga minyak mentah sangat berpengaruh pada kinerja Pertamina. Meskipun saat ini harga minyak minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) meningkat hampir dua kali lipat dari US$ 36,5 per Juni 2020 dibanding US$ 70,06 per Juni 2021.

"Meski ICP melambung, Pertamina tidak menaikkan harga BBM karena mempertimbangkan penurunan daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (16/8).

Sementara, badan usaha BBM lainnya telah beberapa kali menaikan harga jual BBM sejak awal tahun 2021. "Tentu saja pendapatan dan laba dari sektor hilir menjadi cukup tertekan, namun ini merupakan salah satu bentuk kontribusi Pertamina untuk membantu masyarakat di tengah pandemi Covid-19," ujarnya.

Kinerja positif Pertamina pada paruh pertama tahun ini didorong oleh penjualan yang mencapai US$ 25 miliar (Rp 360 triliun), dengan pendapatan sebelum bunga, pajak, dan penyusutan (EBITDA) mencapai US$ 3,3 miliar (Rp 47 triliun). Keduanya naik lebih dari 22% dalam setahun (year on year/yoy).

Adapun peningkatan pendapatan dan laba dari sektor produksi hulu migas didukung oleh tercapainya target produksi 850 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD). Dengan kenaikan ICP yang disertai efisiensi biaya pengembangan dan produksi, sektor hulu mencatat pendapatan dan laba di atas target.

Selain itu, Pertamina juga mencatatkan peningkatan volume penjualan BBM. Dari sisi penjualan di hilir, permintaan BBM berangsur pulih walaupun masih lebih rendah dari kondisi normal sebelum pandemi Covid-19.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...