Harga Nyaris Tembus US$ 180/Ton, Produsen Batu Bara Ubah Strategi

Image title
9 September 2021, 13:53
batu bara, harga batu bara, produsen batu bara
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/wsj.
Sebuah truk pengangkut batu bara melintasi jalan tambang batu bara di Kecamatan Salam Babaris, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Rabu (7/7/2021).

Reli Harga Batu Bara Tak Sekencang Akhir Tahun 2020

Ketua Umum Indonesian Mining Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo mengatakan bahwa harga batu bara saat ini memang dalam kondisi prima. Pasalnya terjadi kenaikan kebutuhan dari Tiongkok dan Australia, serta dampak kenaikan biaya kargo.

Selain itu, kondisi cuaca di beberapa tambang yang diproyeksikan mengganggu produksi juga menjadi faktor yang mendongkrak harga. Namun, Singgih menilai laju kenaikan harga batu bara tahun ini tak akan sama seperti pertengahan Desember 2020 lalu.

"Saya melihat kenaikan saat ini tidak akan sama besar dan cepatnya laju kenaikan dari pertengahan Desember 2020 sampai US$ 178 per ton yang ada di market saat ini," ujar Singgih kepada Katadata.co.id, Kamis (9/9).

Sedangkan di dalam negeri, Kementerian ESDM menetapkan harga batu bara acuan (HBA) pada September 2021 di level US$ 150,03 per ton. Angka tersebut naik US$ 19,04 per ton dibandingkan HBA Agustus 2021 sebesar US$ 130,99 per ton.

Harga batu bara sempat melandai pada Februari-April 2021, tetapi mencatatkan kenaikan beruntun pada periode Mei-Juli 2021 hingga menyentuh angka US$ 115,35 per ton. Kenaikan terus berlanjut hingga September 2021 yang mencatatkan rekor tertinggi baru. Simak databoks berikut:

Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Agung Pribadi mengatakan, kenaikan HBA dipengaruhi permintaan dari Tiongkok yang tinggi. Faktor lainnya yaitu meningkatnya permintaan batu bara dari Korea Selatan dan kawasan Eropa seiring dengan tingginya harga gas alam.

Menurut dia faktor-faktor tersebut telah mendorong harga batu bara global ikut naik dan mencatatkan rekor dari bulan ke bulan. "Ini adalah angka yang cukup fenomenal dalam satu dekade terakhir," kata Agung, Senin (7/9).

HBA adalah harga yang diperoleh dari rata-rata Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR dengan kelembapan total 8%, sulfur 0,8%, dan abu (ash) 15%.

Ada dua faktor turunan yang mempengaruhi pergerakan HBA yaitu, permintaan dan penawaran. Faktor penawaran dipengaruhi season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis rantai pasok seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sedangkan faktor permintaan dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

Adapun HBA September ini akan dipergunakan pada penentuan harga batu bara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel).

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...