Merunut Alasan di Balik Pencopotan Orias Petrus Moedak dari MIND ID
Langkah Menteri BUMN Erick Thohir mencopot Orias Petrus Moedak dari kursi Direktur Utama MIND ID cukup mengejutkan. Terlebih pencopotan dilakukan ketika holding BUMN tambang ini meraih kinerja keuangan yang ciamik pada kuartal III tahun ini.
Orias diberhentikan dari posisi Direktur Utama melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) MIND ID pada Jumat (29/10), kemudian digantikan oleh Direktur Utama PT Semen Indonesia, Hendi Prio Santoso. Sebelum berlabuh di Semen Indonesia, Hendi juga pernah berkiprah di PT Perusahaan Gas Negara (PGN) mulai 2007 hingga 2017.
Orias Dicopot Karena Terlalu Bersih dan Lurus?
Peneliti Alpha Research Database Ferdy Hasiman menilai penggantian Direktur MIND ID lantaran Orias tidak mempunyai kepentingan politik dan mengakomodasi kelompok tertentu. Sehingga dia meyakini sosok Orias sangat bersih dari kepentingan apapun.
"Orang ini, orang bersih. Dia nggak suka akomodir kepentingan orang. Itu mungkin yang jadi masalah. Menurut dia, kalau proyek ini gak ekonomis gak mungkin dia terima," kata Ferdy kepada Katadata.co.id, Senin (1/11).
Apalagi BUMN selalu bersentuhan dan memiliki risiko yang cukup besar terhadap kepentingan politik. Sehingga penggantian Orias menandakan keputusan Menteri BUMN Erick Thohir terhadap posisi direksi tidak berlandaskan basis kinerja.
Pasalnya, Orias sendiri mempunyai integritas yang tinggi dan pemikiran yang berorientasi bisnis. Hal ini bisa dipertanggungjawabkan dengan laba MIND ID di kuartal III 2021 yang mencapai Rp 9,8 triliun, membalikkan kerugian yang diderita pada periode yang sama sebelumnya.
"Seharusnya basis kinerja itu yang harus dipertahankan oleh pemegang saham. Ini gak ada angin gak ada api tiba-tiba langsung RUPS dan diganti," katanya. Simak databoks berikut:
Dengan segudang pekerjaan rumah yang menanti seperti proyek hilirisasi, smelter hingga baterai, dia ragu direksi baru mampu menuntaskan apa yang sudah ditinggalkan oleh direksi lama. Apalagi dengan sosok Hendi yang sebelumnya menurut dia penuh kontroversi dalam memimpin PGN beberapa tahun lalu.
Kejaksaan Agung sempat mencekal Hendi bepergian ke luar negeri selama enam bulan pada 2016 karena diduga melakukan korupsi pengadaan Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) di Lampung. Meski begitu, sampai saat ini kasus ini masih belum jelas dan Hendi tak pernah ditetapkan sebagai tersangka.
Meski begitu Ferdy menilai secara kapasitas bisnis Hendi cukup mumpuni dalam memimpin perusahaan cukup bagus. "Hendi mungkin punya perhitungan bisnis bagus sama dengan Orias tetapi kelebihan Orias dia orang bersih gak bisa akomodir kepentingan orang," katanya.
Ia pun khawatir MIND ID yang memiliki dana CSR cukup besar menjadi sapi perah politisi. Mengingat gelaran pilpres 2024 mulai dekat. "Yang begitu-begitu merusak BUMN kita. Itu yang membuat saya tidak setuju dengan Erick Thohir dia menggeser direksi yang menurut saya mutiara," katanya.
Sementara, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai Kementerian BUMN mempunyai pandangan lain terkait dengan rencana kerja MIND ID ke depan. Sebagai holding, dengan adanya perombakan ini diharapkan akselerasi dari MIND ID akan semakin cepat dan terus bertransformasi.
Terutama dengan memanfaatkan digitalisasi, serta lebih adaptif lagi dengan perubahan teknologi. Sebagai holding, adapun tantangan ke depan akan semakin berat terkait dengan hilirisasi di sektor minerba ini.
"Kementerian BUMN dengan adanya penggantian ini mungkin membutuhkan penyegaran dan ide-ide baru dalam membawa MIND ID sebagai perusahaan yang mampu mengejawantahkan keinginan pemerintah," katanya.
Sementara, dia menilai sosok Hendi sebagai pengganti Orias mempunyai pengalaman yang cukup dalam mengelola BUMN besar. "Mudah-mudahan saja dengan masuknya tim baru bisa membawa MIND ID menjadi lebih baik lagi," katanya.
Meski demikian, Mamit menyadari masuknya Hendi ke MIND ID akan menjadi pertanyaan banyak pihak terkait masa lalu sebagai Direktur Utama PGN. Dimana terdapat catatan-catatan kasus yang pernah menimpanya. "Tapi sejauh ini, rentetan kasus tersebut tidak ada yang menyatakan Hendi bersalah dari sisi hukum," katanya.
Hal tersebut kemungkinan yang menjadi pertimbangan bagi Kementerian BUMN dengan menggunakan asas praduga tak bersalah. Hanya saja, perlu menjadi catatan ke depannya bahwa penunjukan ini tidak akan berlangsung mulus.
"Sepertinya akan ada pihak-pihak yang akan mengungkit-mengungkit kasus lama. Mudahan-mudahan ini tidak mengganggu kinerja MIND ID kedepannya," kata dia.
Mantan Anggota Reformasi Tata Kelola Migas, Fahmy Radhi mengatakan tidak ada indikator terukur yang digunakan Menteri BUMN untuk mengangkat dan mengganti Direksi BUMN.
Demikian juga, yang terjadi pada pencopotan Orias sebagai Direktur Utama MIND ID yang justru terjadi pada saat kinerja keuangan tumbuh positif dalam tiga tahun terakhir. "Tidak ada alasan yang jelas dalam pencopotan Orias," katanya.
Sedangkan, Fahmi menilai sosok Hendi merupakan seorang profesional handal, yang sudah malang melintang di perusahaan asing dan beberapa BUMN. Hanya, Hendi tidak punya pengalaman perusahaan pertambangan, yang lebih rumit dibanding perusahaan gas dan semen.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga sebelumnya mengatakan penggantian Dirut untuk penyegaran tim manajemen di MIND ID dilakukan guna mengakselerasi transformasi industri tambang berkelanjutan. Ini akan dilakukan dengan optimalisasi program digital dan automasi smart mining 5.0.
MIND ID juga akan mengembangkan hilirisasi industri tambang menjadi terintegrasi dan komprehensif antara downstream dan upstream. "Ini untuk memaksimalkan yang bisa diperoleh di dalam negeri sehingga terbangun industri dalam negeri yang kuat," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (29/10).
Arya menambahkan MIND ID diproyeksikan menjadi motor penggerak dalam inisiatif pengembangan industri electric mobility nasional. Harapannya, upaya ini bisa mengurangi defisit devisa negara akibat net import energi serta pengurangan emisi karbon di sektor transportasi darat.
"Juga untuk mengakselerasi terciptanya ekosistem yang terintegrasi di sektor electric mobility dengan membuka peluang investasi dan kerjasama dengan pemain electric mobility global," kata Arya.