Cina Operasikan PLTU Shanghaimiao 1.000 MW, dari Total 4.000 MW

Happy Fajrian
29 Desember 2021, 18:06
pltu, pembangkit listrik, batu bara, cina
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi PLTU.

Cina Belum akan Tinggalkan PLTU Batu Bara

Krisis energi di Cina menyebabkan mengalami pemadaman listrik, sebagian karena berkurangnya produksi listrik dari pembangkit energi terbarukan tenaga angin, serta kekurangan pasokan batu bara yang membuat harganya melambung.

Beberapa pejabat utilitas Cina mengatakan upaya dekarbonisasi terhambat oleh kurangnya modal untuk membiayai peningkatan pengendalian polusi di pembangkit listrik batu bara mereka.

“Pembangkit listrik tenaga batu bara harus ditingkatkan dan dipasang kembali, tapi dari mana uangnya?” kata Wakil Penasihat Umum di China Huadian Corp., Chen Zongfa.

Dia menambahkan bahwa perusahaannya, dan perusahaan lain, merasakan dampak negatif dari kenaikan harga batu bara, serta harga listrik yang diatur yang memangkas keuntungan. Dia juga mempertanyakan penutupan PLTU di Cina selama beberapa tahun terakhir, yang dilakukan di tengah kenaikan permintaan listrik.

“Sejak 2007, 294 GW kapasitas PLTU batu bara telah dihapuskan. Masuk akal untuk menghapus secara bertahap kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara yang berlebihan. Namun, apakah perlu untuk menghapus begitu besar? Apakah mereka dihapus dengan cara yang benar?” kata Chen pada sebuah forum.

Meski demikian, Cina juga menjadi yang terdepan di dunia dalam hal pembangkitan listrik yang bersumber dari energi baru terbarukan. Hingga Oktober 2021, Cina memiliki kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga angin dan surya sebesar 581 GW.

Namun pemerintah Cina juga menegaskan bahwa pembangkit listrik tenaga batu bara masih menjadi prioritas untuk memastikan pasokan listrik yang andal. Hal ini lantaran sifat intermitten pembangkit listrik energi terbarukan.

“Suka tidak suka, kami masih belum bisa menyingkirkan PLTU dalam waktu dekat, karena kami membutuhkannya untuk menjamin ketahanan energi. Namun kami akan menargetkan untuk memenuhi janji iklim tepat waktu,” kata konsultan senior di China Electric Power Planning & Engineering Institute, Xu Xiaodong.

Berdasarkan data Bloomberg New Energy Finance (BNEF), 11 negara G20, termasuk Cina dan Indonesia, akan membangun PLTU batu bara berkapasitas 396 GW. Cina berkontribusi terbesar dari rencana ini. Simak databoks berikut:

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...