Harga Batu Bara dan Gas Turun Tajam, Diperkirakan Berlanjut ke 2023

Muhamad Fajar Riyandanu
27 Oktober 2022, 13:17
batu bara,
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (14/5/2022).

Kondisi ini dipengaruhi oleh seretnya pengiriman batu bara dari negara bagian Australia yakni New South Wales dan Queensland yang dilaporkan masih dilanda hujan deras bahkan banjir di beberapa wilayah. Kondisi tersebut membuat pengiriman batu bara terganggu.

Argus Media melaporkan antrian kapal yang hendak membongkar muat di Hay Point, Queensland, mencapai 28 kapal pada Senin kemarin. Antrian ini disebabkan kereta batu bara tergelincir pada 21 Oktober di Yukan di Central Queensland Coal Network, sekitar 50 km selatan Mackay. Kejadian ini berdampak pada terputusnya akses pelabuhan ke semua tambang di jaringan Goonyella dan menyebabkan layanan batu bara dikembalikan pada 23 Oktober.

Harga Gas Alam Eropa Jatuh 20%

Selain batu bara, harga gas alam juga diproyeksikan turun pada 2023 dari rekor tertinggi pada 2022, tetapi harga batu bara Australia dan gas alam AS masih diperkirakan akan naik dua kali lipat dari rata-ratanya selama lima tahun terakhir pada tahun 2024. Harga gas alam Eropa bisa mendekati empat kali lebih tinggi.

Di sisi lain, harga gas alam Eropa telah turun di bawah € 100 per megawatt jam untuk pertama kalinya sejak Rusia memangkas pasokan gasnya ke benua biru. Penurunan harga gas didorong oleh sikap para pemimpin Uni Eropa yang bekerja sama untuk membatasi harga bahan bakar karena memerangi inflasi yang tinggi dan ekonomi yang melambat, sekaligus sebagai upaya untuk mengurangi dana Moskow untuk invasi ke Ukraina.

Harga gas alam berjangka Belanda atau UE Dutch (EUR) pada Senin (24/10) turun 20% dalam sepekan ke posisi €93,35 per per megawatt-jam (MWh), terendah sejak pertengahan Juni.

James Waddell dari Energy Aspects mengatakan bahwa harga jatuh dalam jangka pendek karena adanya oversupply pada kapasitas penyimpanan. "Selain itu, dipengaruhi permintaan gas yang rendah karena cuaca yang sejuk dan kemacetan dalam membawa LNG dan mengalirkannya ke timur di Eropa," kata Waddell, dikutip dari Financial Times pada Kamis (27/10).

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...