PR Besar Hilirisasi di Tengah Rencana Larangan Ekspor Timah Batangan

Muhamad Fajar Riyandanu
28 Oktober 2022, 06:30
timah, larangan ekspor timah, hilirisasi
Wahyu Dwi Jayanti | KATADATA
Ilustrasi pabrik pemurnian dan pengolahan mineral.

Sebelumnya, pemerintah melaporkan serapan timah batangan untuk hilirisasi di dalam negeri saat ini hanya 5%. “Ini PR paling besar ketika perlarangan ekspor tin ingot itu terjadi,“ kata Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Ridwan Djamaluddin dalam paparannya di Indonesia Tin Conference 2022 di Hotel Grand Hyatt, Rabu (19/10).

Kondisi serapan industri lokal yang minim menimbulkan kekhawatiran potensi limpahan timah batangan yang tak terserap di pasar dalam negeri. Adapun sejauh ini, ujar Ridwan, rencana larangan ekspor timah batangan masih di tahap audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Saat ditanya kapan pelaksanaan larangan ekspot timah balok, Ridwan mengaku tak tahu menahu perihal waktu pelaksanannya. Kementerian ESDM bersama dengan Pemerintah Provinsi Bangka Belitung msaih mengkaji ulang tata niaga timah untuk mengetahui kondisi riil rantai pasok komoditas tersebut.

“Dari sana kita akan membuat rencana kalau nanti kita larang ekspor tin ingot agar proses ini bisa berjalan lancar. Adapun rencana pelarangan ekspor tin ingot, kami tidak tahu, sepenuhnya kewenangan dan arahan pimpinan," imbuh Ridwan.

Wacana pelaksanaan larangan ekspor timah dalam bentuk ingot atau timah batangan kian santer usai Kementerian ESDM menyusun dokumen kajian untuk diserahkan kepada Presiden Joko Widodo.

Saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR pada medio Mei, Ridwan mengatakan 98% timah batangan yang diproduksi di Indonesia masih ditujukan untuk pasar ekspor. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai eksportir timah terbesar di dunia. Sementara 2% sisanya untuk pasar domestik.

Dengan kondisi tersebut, Ridwan menilai perlu ada investasi yang besar di sektor hilir untuk membangun industri pengolahan di dalam negeri. Industri pengolahan timah di dalam negeri diperlukan untuk mengolah timah batangan yang sebelumnya dikirim ke luar negeri agar bisa digunakan di pasar domestik.

Tahun ini, Pemerintah menargetkan produksi timah sebesar 70.000 ton. Adapun hingga Mei 2022, produksi timah menyentuh angka 9.654,73 ton, dengan penjualan mencapai 9.629,68 ton.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...