Kejatuhan Harga Minyak Usai Cetak Rekor Tertinggi, Apa Penyebabnya?
Naiknya suku bunga meningkatkan nilai tukar dolar AS, yang menekan harga minyak karena penguatan dolar membuat komoditas berdenominasi greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
3. Kekhawatiran Kelebihan Pasokan yang Berlebihan
OPEC+ membuat marah Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya pada Oktober ketika setuju untuk memangkas produksi yang ditargetkan sebesar 2 juta barel per hari (bph), atau sekitar 2% dari permintaan dunia, dari November hingga akhir tahun 2023.
OPEC+ mengatakan memangkas produksi karena prospek ekonomi yang lebih lemah, tetapi langkah tersebut tidak menopang harga. Sekitar setengah dari pemotongan OPEC hanya di atas kertas, karena kelompok produsen secara rutin gagal mencapai targetnya.
Sementara itu, produksi AS telah meningkat. Output domestik tumbuh perlahan, tetapi baru-baru ini mencapai 12,2 juta barel per hari, tertinggi sejak gelombang pertama pandemi virus corona pada Maret 2020.
Reli pasar juga dibangun sebagian di tengah kekhawatiran bahwa serangkaian sanksi yang dikenakan pada Rusia oleh negara-negara Eropa dan Amerika Serikat akan membatasi pasokan negara tersebut. Meski produksi di Rusia menurun, namun penurunannya tidak secepat yang diperkirakan.
Awal pekan ini, negara-negara demokrasi G7 dan Australia memberlakukan batas harga US$ 60 per barel pada minyak mentah Rusia untuk menghambat kemampuan Rusia mendanai serangan militer di Ukraina.
Namun, minyak Rusia sudah diperdagangkan dengan harga diskon, sehingga kecil kemungkinan langkah tersebut akan mengganggu pasar.
4. Kaburnya Spekulan Pasar
Hedge fund dan pengelola uang lainnya membangun posisi besar dalam kontrak minyak mentah setelah invasi Moskow, tetapi dengan cepat keluar dari pasar, menghilangkan sebagian dukungan untuk kenaikan harga minyak.
Data AS menunjukkan bahwa posisi net long hedge fund dalam kontrak minyak mentah Brent mendekati level terendahnya selama 10 tahun terakhir, dan rasio posisi long terhadap posisi short berada pada level terendah sejak November 2020.