Laba Bersih Saudi Aramco Anjlok 19% Imbas Merosotnya Harga Minyak
“Proyek kompresi perusahaan di lapangan Haradh dan Hawiyah diharapkan akan memulai produksi awal dan mencapai kapasitas penuh pada tahun 2023,” katanya.
Sebagai informasi, harga minyak bergerak sangat fluktuatif sepanjang tahun ini dipengaruhi banyak faktor, mulai dari tambahan pemangkasan produksi minyak OPEC+, pembukaan kembali ekonomi Cina dari pembatasan Covid-19 ketat, hingga krisis bank di Amerika Serikat (AS).
Namun harga terkoreksi cukup dalam sebulan terakhir, terutama dipengaruhi krisis bank di AS dengan kolapsnya tiga bank yakni Silicon Valley Bank, First Republic Bank, dan Signature Bank, serta kenaikan lanjutan suku bunga bank sentral AS, The Fed, sebesar 25 basis poin (bps).
Dalam sebulan terakhir, harga Brent terkoreksi dari US$ 87,33 per barel pada 12 April 2023 menjadi US$ 72,55 pada Kamis (4/5). Bahkan Brent sempat menyentuh US$ 71,43 pada perdagangan intraday usai The Fed menaikkan suku bunga.
Sedangkan minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI), pada periode yang sama turun dari US$ 83,26 per barel menjadi US$ 68,59 per barel.
Bank Dunia memperkirakan rata-rata harga minyak mentah tahun ini akan lebih rendah dibandingkan rata-rata harga pada 2022. Sepanjang kuartal pertama 2023 harga minyak telah mengalami penurunan tajam dari rekor tertinggi tahun lalu.
“Harga minyak mentah Brent diperkirakan rata-rata US$ 84 per barel pada 2023, turun dari US$ 100 per barel pada 2022,” tulis Bank Dunia dalam laporan Commodity Markets Outlook (CMO) bulan April 2023.