SKK Migas Sebut 40% Gas Blok Masela Sudah Mendapatkan Pembeli Domestik

Muhamad Fajar Riyandanu
14 Juni 2023, 10:12
blok masela,
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Dwi Soetjipto selaku Kepala SKK Migas memberikan paparan dalam acara Sarasehan Migas Nasional ke dua dengan tema "Tren Terkini, Peluang dan Terobosan Industri Migas Indonesia Akses Pendanaan Bagi Industri Hulu Migas Indonesia" di Wisma Utama, Jakarta (10/10/2019).

SKK Migas telah mengunci komitmen perjanjian jual beli gas atau PJBG Blok Masela kepada sejumlah pembeli potensial di pasar domestik. Sebanyak 40% dari total produksi gas Blok Masela akan disalurkan kepada badan usaha milik negara (BUMN) seperti PT PLN (Persero), PT PGN Tbk hingga industri Pupuk.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, mengatakan kelebihan 60% gas Blok Masela bakal diekspor ke luar negeri. Hal ini seiring dengan meningkatnya permintaan gas alam cair (LNG) di pasar Asia.

“Jepang itu juga membutuhkan dan ada pihak lain yang sudah berkomunikasi untuk mengikat komitmen lebih jelas,” kata Dwi di Gedung Nusantara I DPR Jakarta pada Selasa (13/6).

Dwi berharap komitmen kepastian pembeli gas memicu stimulus bagi penentu kelanjutan proyek pengembangan lapangan gas yang memiliki cadangan sebesar 4 triliun kaki kubik (TCF) tersebut.

Dwi juga menyambut baik kabar positif dari Menteri ESDM Arifin Tasrif. Arifin sebelumnya mengatakan alih aset 35% hak partisipasi Shell kepada Pertamina bisa rampung akhir bulan ini.

Potensi monetisasi Blok Masela kian terbuka seiring hasil eksplorasi Inpex Corporation yang telah menemukan 10 sumur potensial. Dengan temuan tersebut, Pertamina kian serius untuk berpartisipasi dalam pengembangan lapangan gas yang berlokasi di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku itu.  

“Pasar LNG sekarang cukup bagus, karena gas menjadi energi transisi. Market-nya lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya,” ujar Dwi.

Akuisisi Blok Masela oleh Pertamina kian mendekati final lantaran sikap Shell yang melunak dalam proses negosiasi pelepasan 35% saham hak partisipasi. Menteri ESDM Arifin Tasrif menyampaikan bahwa Shell bersedia mengalihkan kepemilikan saham ke Pertamina dengan harga yang lebih ekonomis. 

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto pernah menyampaikan bahwa Shell mematok harga US$ 1,4 miliar atau setara Rp 21 triliun kepada Pertamina terkait divestasi saham hak partisipasi sebesar 35% Blok Masela. Nominal tersebut lebih tinggi dua kali lipat dari nilai investasi awal Shell yakni US$ 700 juta.

Arifin mengatakan, negosiasi antara Pertamina dan Shell dalam alih aset pengembangan Blok Masela berada di bawah US$ 1,4 miliar. "Nilainya jauh di bawah itu, angkanya tidak segitu," ujarnya pada 9 Juni lalu.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan langkah tersebut ditujukan untuk mengerek produksi gas perseroan sekaligus menjadi aset investasi jangka panjang perusahaan.

"Tentu masyarakat sangat berharap ladang gas raksasa itu bisa segera dikembangkan," kata Nicke dalam Media Briefing Capaian Kinerja 2022 di Grha Pertamina Jakarta pada Selasa (6/6).

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...