Chevron, Exxon Dituntut Rp 750 Triliun atas Cuaca Ekstrim di Amerika

Happy Fajrian
23 Juni 2023, 16:26
chevron, exxon, cuaca ekstrem, perubahan iklim,
ANTARA FOTO/REUTERS/Lucy Nicholson/WSJ/cf
Lucy Nicholson Harga bahan bakar di atas 8 dolar diiklankan di sebuah stasiun pengisian bahan bakar Chevron di Los Angeles, California, Amerika Serikat, Senin (30/5/2022).

Dua raksasa migas asal Amerika Serikat (AS), Chevron dan ExxonMobil, serta sejumlah perusahaan minyak, batu bara, dan kelompok industri lainnya, dituntut lebih dari US$ 50 miliar atau lebih dari Rp 750 triliun.

Tuntutan itu dilayangkan oleh kelompok masyarakat di Multnomah County, Oregon, di pengadilan negara bagian di Portland pada Kamis (22/6), atas cuaca ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas bisnis perusahaan-perusahaan tersebut.

Mereka menyatakan bahwa perusahaan bahan bakar fosil dan grup perdagangan seperti American Petroleum Institute dengan sengaja menipu publik tentang bahaya membakar produk mereka selama beberapa dekade.

Tuntutan tersebut menyatakan perusahaan dan kelompok perdagangan sekarang harus membantu membayar kerugian masa lalu dan masa depan dari cuaca ekstrem yang dihasilkan, termasuk gelombang panas 2021 di Pacific Northwest yang menewaskan puluhan orang.

“Alih-alih mengakui bahaya perubahan iklim, industri bahan bakar fosil bekerja untuk merusak konsensus ilmiah seputar masalah dengan ilmu semu, keraguan yang dibuat-buat, dan kampanye PR yang didanai dengan baik dan berkelanjutan untuk mempromosikan pandangan mereka,” tulis gugatan itu seperti dikutip Reuters, Jumat (23/6).

Gugatan itu juga menargetkan perusahaan konsultan McKinsey, yang dikatakan memberi nasihat kepada perusahaan minyak besar, termasuk strategi untuk mengecilkan atau menyangkal hubungan antara emisi gas rumah kaca dan cuaca ekstrem.

“Tuntutan hukum seperti yang diajukan pada Kamis adalah kontraproduktif dan mengganggu upaya memajukan solusi kebijakan internasional yang efektif. Klaim wilayah itu tidak berdasar dan dilarang oleh Konstitusi AS,” kata Theodore Boutrous, seorang pengacara Chevron.

Seorang juru bicara American Petroleum Institute menyebut gugatan itu dan lainnya seperti itu tidak pantas dan mengatakan litigasi itu menyia-nyiakan sumber daya pembayar pajak. Sementara McKinsey belum memberikan tanggapan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...