Pertamina Gandeng KNOC Joint Study Pengembangan Teknologi Rig-to-CCS

Mela Syaharani
10 Januari 2024, 18:15
pertamina, ccs, korsel, penangkapan karbon
Katadata
Ilustrasi rig migas lepas pantai.

“Biaya ASR atau decommissioning secara konvensional sangat mahal sehingga dibutuhkan solusi alternatif ASR terutama pemanfaatan ulang agar pelaksanaan ASR anjungan lepas pantai tersebut dapat dilaksanakan secara bertahap dan efisien,” ujar Nicke.

Senior Vice President Research and Technology Innovation Pertamina Oki Muraza menyebut, kerja sama dengan KNOC juga dapat diperluas kepada pengembangan teknologi di bisnis rendah karbon (low carbon business) lainnya.

“Kerja sama bisa diperluas untuk pengembangan Rig-to-Wind Farm, Rig-to-Fish-Farm (budidaya perikanan lepas pantai), dan juga Rig-to-LNG-Terminal, untuk membawa gas bumi ke lokasi yang belum terjangkau fasilitas energi,” ucap Oki.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan Indonesia memiliki potensi kapasitas penyimpanan CO2 cukup besar sehingga bisa menempatkan Indonesia pada garis depan era industri hijau.

“Indonesia merupakan pelopor di ASEAN dalam penerapan regulasi CCS dan berperingkat pertama di Asia menurut Global CCS Institute. Pengembangan CCS memerlukan investasi besar sehingga diperlukan kerja sama global,” ujar Fadjar.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...