Harga Minyak Merosot hingga 1,5% Tertekan Prospek Lemah Permintaan

Mela Syaharani
21 Februari 2024, 10:37
harga minyak,
Dok. Chevron
Ilustrasi pengeboran minyak.

Laporan Badan Energi Internasional (IEA) pekan lalu merevisi turun perkiraan pertumbuhan permintaan minyak tahun 2024, menjadi hampir satu juta barel per hari lebih rendah dari perkiraan kelompok produsen OPEC.

IEA memperkirakan permintaan minyak global akan tumbuh sebesar 1,22 juta barel per hari (bph) tahun ini dibandingkan dengan proyeksi OPEC pertumbuhan sebesar 2,25 juta bph.

Keduanya tidak sepakat mengenai peralihan ke energi terbarukan dan lebih ramah lingkungan. IEA, yang mewakili negara-negara industri, memperkirakan permintaan minyak akan mencapai puncaknya pada tahun 2030 sementara OPEC memperkirakan penggunaan minyak akan terus meningkat selama dua dekade mendatang.

Namun pada awal perdagangan pagi ini, harga minyak terpantau bangkit. Brent naik 12 sen atau 0,15% menjadi US$ 82,46 per barel, sedangkan WTI naik 9 sen atau 0,12% ke US$ 77,13 per barel.

Dorongan harga minyak berasal dari kekhawatiran para investor atas pemangkasan produksi oleh produsen-produsen utama dunia, serangan terhadap kapal kargo di Laut Merah, dan ekspektasi penurunan suku bunga acuan AS yang meredup.

Kekhawatiran bahwa penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) dapat memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan telah membebani prospek permintaan minyak.

Data inflasi AS minggu lalu mendorong kembali ekspektasi untuk dimulainya siklus pelonggaran The Fed dalam waktu dekat, dengan para ekonom yang disurvei oleh Reuters sekarang memperkirakan penurunan pada Juni mendatang.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...