Program Rice Cooker Gratis Berlanjut, Pakar: Lebih Baik Kompor Listrik
Perubahan sasaran masyarakat ini dimaksudkan untuk meningkatkan target transisi energi di Indonesia. “Jika dimulai dari masyarakat miskin maka rencana transisi energi angkanya akan rendah terus, maka kompor induksi digalakkan namun dimulai dari menengah ke atas,” ujar Djoko.
Meski begitu kabar ini dibantah oleh Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu. Jisman mengatakan belum ada rencana mengenai program tersebut.
“Belum terpikirkan, ini (rice cooker) saja dulu. Kemarin kan baru ada percontohan kompor listrik induksi yang ada di Bali, itu nanti kami evaluasi dulu,” kata Jisman saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta pada Kamis (18/1).
Jisman mengatakan dalam uji coba kompor listrik induksi sebelumnya terdapat kendala. “Kemarin itu ada kendala, alat masaknya sendiri kan harus khusus. Tidak sembarangan,” ucap Jisman.
Menurutnya jika program ini terlaksana maka tidak akan ada insentif yang diberikan. “Kami mengimbau saja, tidak perlu diberikan insentif jika sudah golongan menengah ke atas Kesadaran saja gitu, mungkin dengan menggunakan kompor induksi itu dia kan lebih bersih, lebih cepat dan praktis,” ujarnya.
Sementara untuk program rice cooker gratis realisasinya hanya mencapai 342 ribu unit dari target 500 ribu unit pada 2023. Dirjen Ketenagalistrikan Jisman P. Hutajulu mengatakan bahwa pencapaian target program ini terkendala data dan waktu.
“Karena waktunya sempit kemarin. Jadi kita jangan sembarangan dengan data. Jadi itu frame yang bisa diverifikasi di lapangan, ada secara administrasi sudah didukung untuk bisa kami berikan,” ucapnya.