Program Rice Cooker Gratis Berlanjut, Pakar: Lebih Baik Kompor Listrik

Mela Syaharani
4 Maret 2024, 14:35
rice cooker gratis, kompor listrik, lpg
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/pras.
Petugas PT Pos Indonesia (Persero) menyerahkan alat penanak nasi (rice cooker) yang diberikan gratis kepada warga penerima bantuan di Kampung Pulo Empang, Kelurahan Paledang, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (17/1/2024). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi program pembagian alat masak berbasis listrik (AML) atau rice cooker gratis telah mencapai 342.000 unit sepanjang tahun 2023 dan jumlah tersebut belum mencapai target yang ditetapkan sebanyak 500.000 unit.

Perubahan sasaran masyarakat ini dimaksudkan untuk meningkatkan target transisi energi di Indonesia. “Jika dimulai dari masyarakat miskin maka rencana transisi energi angkanya akan rendah terus, maka kompor induksi digalakkan namun dimulai dari menengah ke atas,” ujar Djoko.

Meski begitu kabar ini dibantah oleh Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu. Jisman mengatakan belum ada rencana mengenai program tersebut.

“Belum terpikirkan, ini (rice cooker) saja dulu. Kemarin kan baru ada percontohan kompor listrik induksi yang ada di Bali, itu nanti kami evaluasi dulu,” kata Jisman saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta pada Kamis (18/1).

Jisman mengatakan dalam uji coba kompor listrik induksi sebelumnya terdapat kendala. “Kemarin itu ada kendala, alat masaknya sendiri kan harus khusus. Tidak sembarangan,” ucap Jisman.

Menurutnya jika program ini terlaksana maka tidak akan ada insentif yang diberikan. “Kami mengimbau saja, tidak perlu diberikan insentif jika sudah golongan menengah ke atas Kesadaran saja gitu, mungkin dengan menggunakan kompor induksi itu dia kan lebih bersih, lebih cepat dan praktis,” ujarnya.

Sementara untuk program rice cooker gratis realisasinya hanya mencapai 342 ribu unit dari target 500 ribu unit pada 2023. Dirjen Ketenagalistrikan Jisman P. Hutajulu mengatakan bahwa pencapaian target program ini terkendala data dan waktu.

“Karena waktunya sempit kemarin. Jadi kita jangan sembarangan dengan data. Jadi itu frame yang bisa diverifikasi di lapangan, ada secara administrasi sudah didukung untuk bisa kami berikan,” ucapnya.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...