PLN Butuh Dana Rp 2.387 Triliun untuk Tambah Kapasitas Listrik 80 GW
Sementara itu, Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PT PLN Evy Haryadi mengatakan kehadiran kebijakan hilirisasi serta munculnya berbagai teknologi baru akan mengakselerasi transisi energi dari yang sebelumnya berbasis fosil menjadi energi baru terbarukan.
“Berbagai macam perubahan baru yang muncul sepanjang 2021-2023, seperti kebijakan hilirisasi cukup boost demand (meningkatkan permintaan),” kata Evy, pada kesempatan yang sama.
Evy mencontohkan terkait peningkatan target Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), yang semula ditargetkan terpasang 4,7 gigawatt (GW) pada 2030, menjadi 7,6 GW pada 2033. Kemudian, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), juga meningkat dari target awal sebesar 600 MW menjadi 5 GW.
“PLTB ini cukup menantang. PLTB punya potensi yang sangat besar karena saat ini tidak disyaratkan (memenuhi) TKDN (tingkat komponen dalam negeri),” ujar Evy. Ketiadaan syarat tersebut dapat menjadi salah satu pertimbangan para investor untuk menanamkan modalnya.
PLN juga meningkatkan target kapasitas terpasang PLTA dari 10,4 GW pada 2030, menjadi 13,7 GW. “Kalau panas bumi target sebelumnya 3,4 GW menjadi 5,6 GW,” ujar dia.