ESDM Tegaskan Amman Mineral Tak Dapat Relaksasi Ekspor Konsentrat Tembaga 2025

Ringkasan
- WhatsApp akan berhenti mendukung ponsel dengan Android KitKat ke bawah mulai 1 Januari 2025 karena alasan fitur yang semakin berkembang dan kebutuhan perangkat keras yang lebih modern.
- Ponsel Android dengan OS 5.0 dan iPhone dengan iOS 12 ke bawah juga tidak akan lagi bisa mengakses WhatsApp pada Mei 2025 untuk alasan pembaruan keamanan.
- Beberapa contoh perangkat yang akan terdampak penghentian dukungan WhatsApp antara lain Samsung Galaxy S3, Xiaomi Mi 3, OPPO Find 7, dan iPhone 5s.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) tidak dapat memperoleh relaksasi ekspor konsentrat tembaga pada 2025.
Hal ini karena relaksasi hanya diberikan kepada perusahaan yang mengalami kondisi luar biasa atau force majeure (kahar), seperti yang dialami oleh PT Freeport Indonesia (PTFI).
“Kan (AMMN) itu bukan kahar, memang ramp-up biasa,” kata Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Tri Winarno saat ditemui di Kementerian ESDM pada Senin (24/3).
Kahar adalah kondisi di luar kendali perusahaan yang menyebabkan gangguan operasional, seperti bencana alam atau kebakaran. Sementara ramp-up adalah proses peningkatan kapasitas produksi secara bertahap setelah pembangunan atau perbaikan fasilitas.
Tri menambahkan, relaksasi ekspor juga bisa diberikan jika kondisi force majeure tersebut terbukti melalui ganti rugi yang ditanggung oleh asuransi. Meski begitu, pihaknya mengindikasikan telah menerima surat pengajuan relaksasi ekspor dari AMMN.
Harapan Amman Mineral terhadap Relaksasi Ekspor
Sebelumnya, Presiden Direktur Amman Mineral Internasional Rachmat Makkasau mengungkapkan harapannya agar pemerintah memberikan relaksasi ekspor konsentrat tembaga pada 2025.
Hal ini disebabkan oleh lambatnya proses commissioning pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) perusahaan yang saat ini baru mencapai kapasitas input 40%.
“Kami melakukan percobaan sana-sini untuk memastikan kapasitas bisa tercapai dengan cepat,” kata Rachmat dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII DPR RI di Jakarta, Rabu (19/2).
AMMN sebelumnya telah memperoleh izin relaksasi ekspor yang berlaku hingga 31 Desember 2024. Namun, karena progres pembangunan smelter yang lambat, stok tembaga perusahaan kini mencapai 200 ribu ton konsentrat.
Jika ekspor diizinkan, Rachmat menilai stok tersebut dapat dijual ke negara lain untuk meningkatkan pendapatan negara. “Harapan kami, progres commissioning dan start-up bisa berjalan dengan baik dan cepat sehingga produk kami bisa diserap,” ujarnya.
Kapasitas dan Investasi Smelter Amman Mineral
Smelter AMMN yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, memiliki kapasitas pengolahan 900 ribu ton konsentrat tembaga per tahun. Dari jumlah tersebut, pabrik dapat menghasilkan beberapa produk turunan, di antaranya:
- 220 ribu ton katoda tembaga
- 801 ribu ton asam sulfat
- 18 ton emas
- 55 ton perak
- 77 ton selenium.
“Total investasi untuk pembangunan smelter ini sekitar US$ 1,4 miliar (Rp 22,91 triliun),” ujar Rachmat.