Pemerintah Minta BUMN Serap Ayam Lokal untuk Ganti Impor Daging Kerbau

Rizky Alika
17 April 2020, 14:48
kementerian pertanian, kementan, bumn, impor daging
ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/aww.
Ilustrasi, Pedagang ayam potong melayani pembeli di Pasar Toddopuli, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (15/4/2020). Pemerintah menugaskan BUMN untuk menyerap daging ayam untuk mengganti impor daging kerbau yang tak bisa terlaksanakan karena pandemi corona.

Impor daging kerbau tidak bisa dilaksanakan karena kendala birokrasi dan merebaknya Covid-19. Awalnya, Bulog telah mengajukan izin impor 20.000 ton daging kerbau ke Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada Januari 2020.

Namun, izin impor daging kerbau tersebut baru diterbitkan Kemendag setelah Covid-19 merebak di beberapa negara. Akibatnya, Bulog sulit mengimpor daging kerbau, terutama dari India, karena penerapan karantina wilayah.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, stok daging sapi/kerbau pada akhir Februari 2020 sebesar 14,29 ribu ton. Sedangkan perkiraan produksi pada Maret-Mei 2020 sebesar 141,02 ribu ton. Sementara itu, kebutuhan konsumsi Maret-Mei 2020 diperkirakan mencapai 201,73 ribu ton.

Di sisi lain, stok daging ayam ras hingga akhir Februari 2020 mencapai 98,64 ribu ton serta perkiraan produksi pada Maret-Mei tahun ini mencapai 987,19 ribu ton. Sedangkan kebutuhan konsumsi ayam pada Maret-Mei diperkirakan 881,2 ribu ton, sehingga ada stok berlebih 204,63 ribu ton.

Oleh karena itu, pemerintah mengambil kebijakan kompensasi kebutuhan daging kerbau dengan daging ayam. Hal itu dilaksanakan di tengah jatuhnya harga ayam hidup di tingkat peternak.

Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Sugeng Wahyudi mengatakan harga ayam hidup di tingkat peternak sebesar Rp 8.000 per kg. "Padahal biaya produksinya pada kisaran Rp 17.000 per kilogram," ujar dia.

(Baca: Ekonom Minta Pemerintah Prioritaskan Sektor Pertanian saat PSBB)

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...