Harga Bawang Merah dan Telur Ayam yang Kerap Naik Jelang Akhir Tahun
(Baca: Harga 4 Komoditas Pangan Naik Jelang Natal dan Tahun Baru )
Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan Srie Agustina menilai tingginya harga bawang merah karena kemarau panjang. Akibatnya, beberapa hasil pertanian ada yang mengalami gagal panen.
Namun, di sisi lain, permintaan terus meningkat karena mendekati musim libut. Karena itu, Kementerian akan meminta pemerintah daerah untuk terus meningkatkan keamanan dan kelancaran distribus barang.
Pelaku usaha juga tak diperkenankan menaikkan harga secara tidak wajar dan menimbun barang. “Untuk itu, perlu meningkatkan pengawasan secara terpadu dengan Satgas Pangan,” kata Srie.
Sementara, telur ayam mengalami kenaikan sejak seminggu terakhir. Hal ini dirasakan oleh pedagang di Pasar Sikabau, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. “Harga telur kelas super naik dari Rp 40 ribu menjadi Rp 50 ribu per rak,” ucap Lindawati, seperti dikutip dari Antara, Selasa (2/12).
Untuk telur kelas II naik dari Rp 38 ribu menjadi Rp 45 ribu per rak, isi 30 butir. Lalu, telur kelas III naik Rp 5 ribu menjadi Rp 40 ribu.
Kenaikan harga ini, menurut dia, karena kurangnya pasokan, sementara pemintaan sedang tinggi. Sejak lima tahun terakhir kondisi ini memang kerap terjadi jelang akhir tahun.
(Baca: Harga Anjlok, Kementan Minta Peternak Ayam Kecil Gaet Pengusaha Besar)
Tahun lalu, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian sempat melakukan operasi pasar untuk menurunkan harga telur. Sebanyak delapan ton telur disalurkan ke beberapa pasar di Jakarta dengan harga Rp 23 ribu per kilogram.
Ketika itu, harga telur ayam merangkak naik jelang natal menjadi Rp 27 ribu per kilogram. Padahal, menurut harga acuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 96 Tahun 2018, harganya Rp 23 ribu per kilogram.