Banyak Pabrik Tutup, Industri Otomotif Sasar Pasar Ekspor Australia

Image title
5 Desember 2019, 07:53
industri otomotif, Ekspor Mobil, Australia
ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Kendaraan petugas PT Indonesia Kendaraan Terminal (PT IKT) melintas di samping mobil yang siap diekspor di IPC Car Terminal, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (11/7/2019). Pelaku industri otomotif dalam negeri membidik peningkatan ekspor mobil ke Australia.

Pelaku industri otomotif dalam negeri membidik peningkatan ekspor mobil ke Australia. Menurut Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) potensi pasar otomotif di Negeri Kangguru sangat besar ditambah banyak industri otomotif di negara tersebut yang tutup pada 2017.

"Kita harus berinovasi mencari pasar salah satunya kita sudah punya agreement (perjanjian) dengan Australia itu pasarnya 1,4 juta per tahun," ujar Sekertaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara di Jakarta, Rabu (4/12).

Seperti diketahui, pemerintah Indonesia dan Australia telah menyepakati kerja sama dagang melalui Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Kerja sama ini akhirnya diteken setelah berunding selama sembilan tahun. Adapun salah satu komoditas yang mendapat keistimewaan bea masuk ke sana adalah otomotif. 

Karenanya, Indonesia dapat memanfaatkan peluang tersebut, terlebih letak geografis Indonesia dan Australia yang berdekatan sehingga mendukung proses pengiriman barang.

(Baca: Kadin: RI Berpotensi Jadi Produsen Utama Kendaraan Listrik di ASEAN)

Meski begitu, ekspor Indonesia masih terkendala perbedaan antara jenis produk yang diproduksi di dalam negeri, dengan jenis kendaraan yang diminati konsumen di sana. Produsen dalam negeri lebih banyak memproduksi kendaraan berpenumpang atau MPV (multi purpose vehicle). Sedangkan di Australia, permintaan pasar domestik paling banyak disumbang kendaraan dengan tipe SUV (sport utility vehicle) dan sedan.

"Memang saat ini kita belum punya produk yang cocok untuk masyarakat di Australia," kata dia.

Namun, Kukuh menyebut perbedaan itu tak menghalangi rencana ekspansi pelaku industri otomotif ke pasar Negeri Kangguru. Beberapa agen pemegang merek bahkan sudah melakukan penjajakan, termasuk upaya diplomasi ke pemerintah.

"Ini yang sedang diupayakan. Kami sudah berbicara dengan Kedubes dan mereka mau membantu kemudian kami menyampaikan kepada prinsipal," kata dia.

(Baca: Manufaktur Lesu, BI Sebut Industri Otomotif Bisa Jadi Andalan)

 Direktur Industri Maritim, Alat Tranportasi dan Alat Pertahanan Putu Juli Ardika juga mengatakan, pihaknya bakal mendorong industri kendaraan bermotor untuk melakukan reorientasi produksi tipe kendaraan. 

Reorientasi tipe produksi menjadi penting bagi produsen domestik di tengah keinginan pemerintah Indonesia menjadikan manufaktur dalam negeri sebagai basis produksi kendaraan berorientasi ekspor.

Berdasarkan data Gaikindo, ekspor mobil utuh (completly build up/CBU)  pada Januari-Oktober 2019 tumbuh 29% menjadi 275.364 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan ekspor mobil terurai atau completely knock down (CKD) naik 483%menjadi 397.885 unit.

Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Editor: Ekarina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...