Ratifikasi Perjanjian Dagang RI-Australia Ditarget Rampung Akhir Tahun

Rizky Alika
9 September 2019, 12:18
Suasana kegiatan ekspor impor di kawasan Tanjung Priok,  Jakarta Utara (28/6). Tiongkok tetap merupakan negara tujuan ekspor utama dan terbesar Indonesia dengan nilai US$ 9,55 miliar atau 15,13% dari total ekspor. Jumlah ini diikuti AS dengan nilai US$ 7,
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Suasana kegiatan ekspor impor di kawasan Tanjung Priok,  Jakarta Utara (28/6). Tiongkok tetap merupakan negara tujuan ekspor utama dan terbesar Indonesia dengan nilai US$ 9,55 miliar atau 15,13% dari total ekspor. Jumlah ini diikuti AS dengan nilai US$ 7,25 miliar atau 11,49%, dan Jepang dengan nilai US$ 5,67 miliar atau 8,98%. \

Jumlah tersebut akan terus bertambah setiap tahun hingga mencapai kuota 5.000 orang per tahun setelah IA-CEPA berlaku. “Ini itikad baik pemerintah Australia dan kami menyambut baik rencana tersebut,” ujar dia.

Selain itu sebagai persiapan implementasi IA-CEPA, Kementerian Perdagangan juga telah melaksanakan lokakarya implementasi sistem tariff rate quota (TRQ) pada Agustus 2019. Implementasi sistem TRQ merupakan salah satu komitmen dalam perjanjian IA-CEPA dan kedua negara optimistis dapat mengembangkan sistem TRQ berbasis elektronik yang adil dan transparan.

Sementara itu, Indonesia berkomitmen memasukkan produk-produk yang tercakup dalam kelompok produk ternak, sereal, hortikultura, dan baja ke dalam 16 post tarif dalam TRQ.

Kemendag juga akan kembali mengingatkan kementerian/lembaga terkait mempersiapkan regulasi pendukung operasional seperti keputusan menteri, peraturan menteri, dan regulasi lainnya. Selain itu juga memetakan proses dan kelengkapan administrasi yang jelas, serta transparan untuk memudahkan penggunanya.

Pada pertemuan tersebut, kedua negara juga meninjau pertumbuhan ekonomi masing-masing, termasuk membahas perkembangan kerja sama ekonomi komprehensif regional (RCEP) yang ditargetkan selesai secara substansi pada November 2019.

Pada Januari-Juni 2019 total perdagangan Indonesia-Australia mencapai US$ 3,6 miliar.
Australia merupakan negara tujuan ekspor Indonesia ke-13 Indonesia, dengan total ekspor US$ 2,8 miliar pada 2018, tumbuh 12% dari tahun sebelumnya US$ 2,5 miliar.

Sebagai mitra impor, Australia menempati urutan ke-8 negara asal impor dengan total sebesar US$ 5,8 miliar pada 2018, turun 3% dibanding tahun sebelumnya yang senilai US$ 6 miliar.

Produk ekspor utama Indonesia ke Australia pada 2018 adalah kayu (US$ 124,7 juta); new pneumatic tyres of rubber (USD 60,7 juta), reception app for television (US$ 52,4 juta); alas kaki (US$ 52,1 juta) dan kayu lapis (US$ 44,5 juta).

Sedangkan produk impor utama Indonesia dari Australia pada 2018 adalah gandum dan meslin (US$ 1,2 miliar); live bovine animals (US$521,5 juta); batu bara (US$ 417 juta); tebu (US$ 293,1 juta) dan bijih besi (US$ 263,8 juta).

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...