Perang Dagang, Rangkaian Saling Balas Tarif AS vs Tiongkok

Happy Fajrian
1 September 2019, 18:06
perang dagang, amerika serikat, tiongkok, kenaikan tarif
Akarat Phasurat/123RF.com
Ilustrasi perang dagang AS-Tiongkok.

(Baca: Bantah Trump, Tiongkok Tegaskan Tak Telepon AS Minta Negosiasi Dagang)

Tarif 15 Desember 2019

Kenaikan tarif pada 15 Desember merupakan lanjutan dari kenaikan tarif 1 September. Kali ini tarif baru sebesar 15% akan berlaku terhadap seluruh sisa ekspor Tiongkok ke AS senilai US$ 175 miliar.

Produk-produk yang akan dikenakan tarif 15 Desember di antaranya US$ 43 miliar produk telepon pintar (smartphone), sekitar US$ 37 miliar produk laptop dan komputer tablet, serta produk-produk mainan senilai US$ 12 miliar.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengatakan bahwa penundaan tarif baru hingga 15 Desember ini adalah agar tidak mengganggu musim belanja penduduk AS menjelang Natal dan tahun baru 2020. Apalagi Trump juga mendapat masukan dari CEO Apple, Tim Cook, yang mengatakan bahwa kenaikan tarif membuat perusahaan teknologi tersebut sulit bersaing dengan rivalnya, Samsung di pasar gawai dunia.

Selain itu, produk lainnya yang akan terkena tarif baru pada 15 Desember ini di antaranya alat makan berbahan plastik, kaus kaki, lampu dioda, aksesoris natal, dan pakaian.

(Baca: ASEAN Diprediksi Untung di Tengah Perang Dagang AS-Tiongkok)

Balasan dari Tiongkok

Setelah Trump mengumumkan rencana kenaikan tarif terhadap seluruh sisa impor Tiongkok ke AS pada Agustus lalu, pemerintah Tiongkok langsung mengumumkan akan mengenakan tarif sebesar 5-10% terhadap 5.078 produk asal AS yang diimpor ke negaranya dengan nilai sekitar US$ 75 miliar.

Rencana Tiongkok ini juga akan dilakukan dalam dua tahap, sama seperti AS, yakni pada 1 September dan 15 Desember. Pada 1 September minyak mentah asal AS akan dikenakan tarif sebesar 5%, kedelai yang sebelumnya sudah dikenakan tarif sebesar 25% akan ditambah 5% menjadi 30%, serta produk daging sapi dan babi akan dikenakan tambahan tarif sebesar 10%.

Pemerintah Tiongkok juga akan mengembalikan tarif sebesar 25% terhadap kendaraan dan 5% terhadap produk sparepart otomotif asal AS yang pada Desember 2018 dihapuskan ketika negosiasi dagang antara keduanya tengah hangat-hangatnya.

Saat ini Tiongkok telah menerapkan kenaikan tarif terhadap produk AS senilai US$ 110 miliar mulai dari kedelai, daging sapi, daging babi, makanan laut, sayur-sayuran, LPG, whiski, dan etanol. Berdasarkan data impor 2018, hanya ada produk sekitar US$ 10 miliar yang belum terkena kenaikan tarif. Sebagian besar merupakan produk pesawat terbang dari Boeing.

(Baca: Trump Sebut Tiongkok Tak Punya Pilihan Selain Sepakat dengan AS)

Produk-produk yang Dikecualikan

Pemerintah AS juga memiliki daftar produk yang mendapatkan pengecualian dari kenaikan tarif pada 1 September dan 15 Desember, di antaranya tempat tidur bayi dan produk-produk sejenis, serta kitab suci berbagai agama yang diakui di AS saat ini.

Beberapa produk teknologi informasi (TI) seperti modem dan router internet, juga dikecualikan dari kenaikan tarif 1 September dan 15 Desember karena sudah dikenakan tarif sebesar 25%. Beberapa jenis produk lainnya juga dikecualikan dari kenaikan tarif karena merupakan produk.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...