Terdalam Sepanjang Sejarah, Defisit Dagang April Tembus US$ 2,5 Miliar
Adapun pada periode tersebut, neraca migas tercatat defisit US$ 2,7 miliar sementara non migas surplus US$ 204,7 juta.
Karena itu, dia menilai pemerintah perlu melakukan sejumlah upaya penguatan ekspor serta menekan impor. "Subtitusi produk dalam negeri penting dilakukan untuk menekan impor," katanya.
Kendati dibayangi ketidakpastian global, Kementerian Perdagangan sebelumnya menaikkan target pertumbuhan ekspor nonmigas tahun ini menjadi 8% atau sebesar US$ 175,8 miliar dari sebelumnya dipatok tumbuh 7,5%.
(Baca: Ekspor Melambat, Neraca Dagang April Diperkirakan Defisit Lagi)
Peningkatan ini diharapkan seiring bertambahnya akses pasar dan ekspor produk industri olahan. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan target itu diharapkan bisa dicapai dengan peningkatan kapasitas industri. "Selain itu, Kementerian juga akan melakukan percepatan perjanjian dagang," kata Enggar dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu.
Untuk mendorong peningkatan ekspor produk dalam negeri, Enggar memaparkan ada sejumlah strategi yang akan digunakan pemerintah. Misalnya, memfokuskan ekspor pada produk industri olahan yang bernilai tambah tinggi dan diversifikasi produk ekspor.
Kemudian, fokus pada pembukaan pasar baru, mengelola tata niaga impor dengan lebih baik, meninjau perjanjian perdagangan yang ada, serta menjalin kerja sama dengan mitra-mitra dagang yang baru.