Perang Dagang Memanas, Darmin: Ekonomi Dunia Bisa Semakin Lambat

Michael Reily
9 Mei 2019, 16:01
perang dagang as-tiongkok, perlambatan ekonomi global, darmin nasution
Donang Wahyu|KATADATA
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan pertumbuhan ekonomi dunia bisa semakin lambat jika perang dagang AS-Tiongkok terus berlanjut.

Komentar Trump langsung direspons Kementerian Perdagangan Tiongkok. Mengutip laman The New York Times, Beijing siap melakukan retaliasi sekali lagi terhadap perusahaan Amerika dan produk-produknya sebagai aksi balasan.

Negosiator Tiongkok yang di antaranya terdiri dari Wakil Perdana Menteri Liu He, pejabat ekonomi utama Tiongkok, dan orang kepercayaan dekat Presiden Xi Jinping sedang menuju ke Washington untuk mencoba menyelamatkan perjanjian perdagangan yang kembali berantakan, setelah melalui pembahasan selama berbulan-bulan.

(Baca: Dana Asing Mengalir Keluar Rp 688 Miliar, IHSG Turun 0,43%)

Terdapat kesenjangan signifikan antara kedua negara. Trump menyarankan untuk mengenakan tarif lebih tinggi pada barang-barang Tiongkok pada Jumat pagi serta membuka kemungkinan terjadinya perseteruan panjang ke depan.

"Alasan mundurnya Tiongkok serta upaya negosiasi ulang dari Kesepakatan Perdagangan adalah sebuah HARAPAN bahwa mereka menginginkan "negosiasi" dengan Joe Biden atau salah satu (politisi) Demokrat yang sangat lemah, dan dengan demikian terus menipu Amerika Serikat ((US$ 500 Miliar) satu tahun)) pada beberapa tahun mendatang," tulis Trump dalam akun Twitter miliknya kemarin.

Trump juga menambahkan pernyataan lain yang kontroversial dalam cuitannya dan coba memprovokasi Tiongkok. “Coba tebak, itu tidak akan terjadi! Tiongkok baru saja memberi tahu kami bahwa mereka (Wakil Perdana Menteri) sekarang datang ke AS untuk membuat kesepakatan. Kita lihat, tapi saya sangat senang dengan lebih dari US$ 100 Miliar per tahun akan mengisi kas AS. Hal ini baik untuk AS, namun tidak untuk Tiongkok!," tambahnya.

Sebelumnya, Rabu pagi kemarin perwakilan perdagangan Amerika Serikat mengumumkan ke publik perihal rencana pengenaan tarif sekitar US$ 200 miliar untuk produk Tiongkok sejalan dengan tiadanya kemajuan dalam putaran negosiasi sejak Maret 2019. "Itu akan menjadiikan seluruh barang-barang Tiongkok terkena tarif senilai US$ 250 miliar dengan pengenaan pungutan hingga 25%.

Sementara itu, Kementerian Perdagangan Tiongkok menanggapi rencana kebijakan AS, menyatakan meningkatnya eskalalasi perdagangan bukan keinginan kedua negara ataupun masyarakat dunia. "Pihak Tiongkok sangat menyesalkan jika langkah kebijakan tarif AS diterapkan. Tiongkok harus mengambil tindakan balasan bila diperlukan," ujar Kementerian Perdagangan Tiongkok dalam pernyataannya.

(Baca: Rupiah Terus Melemah Karena Perang Dagang AS-Tiongkok)

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...