Indonesia Akan Mulai Perundingan Perjanjian Dagang dengan Maroko

Michael Reily
23 Januari 2019, 12:01
Pelabuhan ekspor
Arief Kamaludin | Katadata

Menurut Made, kedua negara telah mengidentifikasi sektor dan produk potensial untuk ditingkatkan. Beberapa produk Indonesia itu di antaranya komponen otomotif, produk kulit, tekstil, rempah-rempah, makanan dan minuman, furnitur, kelapa sawit, kertas, kopi, dan produk perikanan.

(Baca: Indonesia dan Ekuador Rintis Perjanjian Perdagangan)

Sedangkan pada pertemuan antarpengusaha, Maroko juga menyampaikan keinginannya untuk menjajaki kerja sama di sektor kelapa sawit, kopi, tekstil, karet dan ban, agro industri, farmasi, dan minyak zaitun.

Maroko merupakan pasar ekspor nontradisional Indonesia yang menjadi hub ke pasar Afrika dan Eropa. Pada  2017 Indonesia mengalami surplus perdagangan sebesar US$ 17,1 juta terhadap Maroko.

Adapun total perdagangan kedua negara pada tahun 2017 mencapai US$ 154,8 juta dengan ekspor sebesar US$ 86 juta sedangkan impornya sebesar US$ 68,8 juta.

Produk ekspor Indonesia yang dipasarkan ke Maroko di antaranya adalah kopi (US$ 23,5 juta); benang serat stapel tiruan (US$ 9,0 juta); benang serat stapel sintetik (US$ 7,5 juta); minyak kelapa sawit dan fraksinya, baik yang dimurnikan maupun tidak (US$ 7,1 juta); dan senyawa amino oksigen (US$ 4,6 juta).

Sementara impor Indonesia dari Maroko adalah kalsium fosfat alami (US$ 42,4 juta); setelan jaket untuk wanita (US$ 6,2 juta); blus dan kemeja wanita (US$ 4,4 juta); pupuk mineral atau kimia (US$ 3,7 juta); pakaian olahraga, pakaian ski, dan pakaian renang (US$ 1,4 juta).

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...