Hitungan BPS, Produksi Beras 2018 Lebih Rendah 30% dari Data Kementan

Ameidyo Daud Nasution
23 Oktober 2018, 06:00
Persediaan Beras di Gudang Bulog
Antara Foto / Rony Muharrman
Seorang pekerja sedang memasukan beras di sebuah gudang Bulog di Pekan Baru, Riau.

"Pemerintah akan susun kebijakan, tapi nanti (diberitahu)," kata dia.

Di luar perbedaan data yang disebutkan Darmin, Kementerian Pertanian sejak awal tahun secara konsisten terus menyatakan optimistis produksi beras akan meningkat tahun ini. Dengan begitu, impor beras menurut keyakinannya tak perlu dilakukan.

Menurut data Kementan, produksi beras tahun ini diperkirakan mencapai sebesar 80 juta ton atau 46,5 juta ton setara beras, dengan perkiraan total konsumsi beras nasional hanya 33,47 juta ton. Dengan begitu, terdapat surplus beras sebesar 13,03 juta ton sepanjang 2018.

Dikutip dari situs resmi Kementan, pihaknya cukup optimistis mencapai target produksi beras 80 juta ton. Sebab, secara historis, tren produksi beras sepanjang 10 tahun terakhir, menurut Kementan terus naik. Mengacu pada Badan Pusat Statistik (BPS).

Produksi padi 2007  misalnya yang tercatat sebesar 57,15 juta ton, lalu meningkat menjadi 60,32 juta ton di  2008. Kemudian pada 2009 mencapai 64,39 juta ton, dan 2010 kembali naik menjadi 66,47 juta ton.

(Baca : Menko Darmin Paparkan Kronologi Heboh Impor Beras Bulog vs Mendag)

Demikian halnya dengan periode 2011-2017 dengan tren produksi yang terus meningkat, yakni  65,75 juta ton pada 2011 dan 81,38 juta ton pada  2017. Selain karena faktor musim panen raya, peningkatan produksi beras menurut Kementan juga terdorong oleh realisasi bantuan benih, pendampingan, alat mesin pertanian, embung, dan jaminan harga untuk petani.

"Keyakinan Kementan akan terjadinya surplus beras juga didukung kenyataan bahwa pada bulan Januari-Maret 2018, terjadi panen raya di berbagai daerah ," tulis Kementan dalam situs resminya.

Karenanya, Kementan sama sekali tidak mengeluarkan rekomendasi impor, karena dari perhitungan diatas stok beras dalam negeri terpenuhi. Surplus tersebut sebagian besar dikuasai masyarakat (petani, penggilingan, pedagang dan konsumen), dan sebagian kecil yang dikuasai oleh pemerintah melalui Bulog.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...