Ekspor Sawit ke Timur Tengah Diprediksi Naik Jelang Ramadan

Michael Reily
23 April 2018, 14:57
Kelapa sawit
Arief Kamaludin|KATADATA
Petani memanen buah kelapa sawit di salah satu perkebunan kelapa sawit di Desa Delima Jaya, Kecamatan Kerinci, Kabupaten Siak, Riau.

Sebaliknya, ekspor ke Amerika Serikat memang merosot 50% dari 193,47 ribu ton pada Januari menjadi 95,99 ribu ton pada Februari. “Turunnya permintaan dari negeri Paman Sam karena tingginya stok kedelai di sana,” kata Togar.

Penurunan volume ekspor ke Amerika Serikat juga diikuti merosotnya permintaan dari India (26%), Pakistan (22%), Uni-Eropa (17%), Afrika (16%), dan Bangladesh (4%). Akibatnya, pada Februari total ekspor minyak sawit merosot 14% dibandingkan Januari.

(Baca juga:  Indonesia Menangkan Sengketa Biodiesel dengan Uni Eropa)

Pada Februari, volume ekspor CPO hanya mencapai 2,37 juta ton pada Februari, turun sekitar 370,77 ribu ton dibandingkan Januari 2018 yang mencapai 2,74 juta ton. Jika dilihat secara tahunan, total volume ekspor dari Januari-Februari 2018 mencapai 5,1 juta ton atau turun 3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 5,3 juta ton.

Selain panen kedelai di AS, adanya liburan hari raya Imlek dan jumlah hari kerja yang pendek menyebabkan transaksi dagang tidak maksimal. Padahal, sepanjang Februari harga minyak sawit global cukup rendah dan hanya bergerak di kisaran US$ 652.50 sampai US$ 685 per ton.

Untuk produksi, pada Februari 2018 terjadi penurunan hanya 2% atau dari 3,4 juta ton pada Januari lalu turun menjadi 3,35 juta ton pada Februari. Produksi yang stabil dan ekspor yang tidak melonjak membuat stok minyak sawit Indonesia masih tetap terjaga di posisi 3,5 juta ton. “Penurunan produksi ini merupakan merupakan penurunan normal,” ujar Togar.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...