Bergantung Impor Bahan Baku, Kapasitas Hulu Petrokimia Didorong

Dimas Jarot Bayu
6 Februari 2018, 15:18
Katadata Petrokimia
www.barito.co.id
Industri Petrokimia

"Itu baru visible dan itu kalau rank rendah mungkin dilakukan di Indonesia," kata Sigit.

Menurut Sigit, saat ini ada dua pelaku industri yang diharapkan ikut serta dalam proyek gasifikasi batubara. Rencananya, Bukit Asam bersama PT Pertamina (Persero) akan didorong untuk menginisiasi proyek tersebut di Sumatera.

"Satu lagi di kalimantan oleh swasta. Itu target saya, saya akan dorong," kata Sigit.

Target pertumbuhan stagnan

Sigit mengatakan, bahan baku industri petrokimia yang masih bergantung dengan impor membuat pertumbuhan industri petrokimia stagnan beberapa tahun.

Pada 2018, Kemenperin menargetkan pertumbuhan produksi industri petrokimia sebesar 7,6%, atau hampir sama dengan proyeksi pada 2017 yang berada di rentang 7%-8%.

Selain persoalan impor bahan baku, Ketua Umum Inaplas Didik Susilo menambahkan, tantangan lainnya yang dihadapi oleh industri petrokimia di tahun ini adalah adanya wacana pengenaan cukai plastik. Adapula program penurunan volume sampah 25% oleh pemerintah yang akan berpengaruh langsung terhadap penurunan konsumsi barang plastik di Indonesia.

(Baca: Empat Perusahaan Sinergi Ubah Batu Bara Jadi Gas dan Petrokimia)

"Belum lagi implementasi dari FTA antara Asean dengan mitra kerjanya yaitu China yang akan berakibat pada melonjaknya harga produk jadi plastik," kata Didik.

Menurut Didik, perjanjian perdagangan bebas tersebut bakal menaikkan impor barang jadi plastik. Dia memperkirakan jumlah impor mencapai US$ 2 miliar atau senilai 800 ribu ton per tahun.

"Sementara belum terintegrasinya industri petroleum dan petrokimia. Belum ada pula industri petrokimia olefin alternatif, sehingga ketersediaan bahan baku terbatas," kata Didik.

Kendati, Inaplas optimistis tahun ini pertumbuhan industri petrokimia bakal lebih baik dibandingkan pada 2017. Sebab, tahun politik yang berlangsung pada 2018 dan 2019 akan meningkatkan konsumsi plastik di Indonesia seiring tingginya kebutuhan makanan dan minuman.

"Kemudian kita akan panen beras, panen raya dua kali dan itu nyambung Jawa Timur duluan, Jawa Barat, lalu Jawa Tengah. Artinya kebutuhan plastik untuk pupuk, masa panen, dibungkus jadi beras, itu pasti akan meningkatkan konsumsi plastik," kata Wakil Ketua Inaplas Budi Susanto Sadiman.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...