Pengusaha Sawit Desak Pemerintah Bahas Perjanjian Dagang dengan India

Michael Reily
29 Agustus 2017, 17:49
sawit
ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

Dia menjelaskan kebijakan peningkatan bea masuk kelapa sawit bakal memberatkan kedua pihak. Pasalnya, India merupakan salah satu tujuan ekspor CPO terbanyak Indonesia. "Kami jadi makin tidak kompetitif dan konsumen di sana akan mendapatkan harga yang lebih tinggi pada akhirnya," ungkap Joko.

Dia juga menyebutkan volume ekspor kelapa sawit ke India mencapai sekitar 5 juta ton pada tahun lalu. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, India merupakan pangsa pasar terbesar Indonesia, mencapai 34 persen dari total ekspor sebanyak 25,75 juta ton.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita juga telah menyampaikan keberatan pemerintah kepada Menteri Industri Pengolahan Makanan India Sadhvi Niranjan Jyoti, pada pekan lalu. "Kami sudah sampaikan perhatian kami soal naiknya bea masuk (sawit) 100 persen. Beliau (Jyoti) akan bahas secara internal," kata Enggar.

(Baca: Indonesia dan Malaysia Kerja Sama Soal Sawit)

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto juga telah menemui Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi Malaysia Datuk Seri Mah Siew Kong untuk membahas kebijakan India. Selain itu, kedua pihak juga membicarakan penanggulangan kampanye negatif minyak kelapa sawit di Eropa, permintaan minyak sawit Tiongkok, dan penelitian pengembangan upaya pembatasan senyawa karsinogenik.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...