Tekan Harga Daging, Sri Mulyani Bidik Pajak 44 Pelaku Kartel Daging

Desy Setyowati
2 Maret 2017, 17:40
daging sapi
Agung Samosir|KATADATA

"Coba cek harga di Malaysia dan Singapura, mereka impor (daging) juga. Harga di dalam negeri Indonesia dibanding dua negara itu bisa 30-40 persen lebih mahal," kata Sri Mulyani.

Dalam catatannya, impor daging sapi beku yang dilakukan oleh 56 importir mencapai 44.673,9 ton pada 2015. Jumlahnya meningkat tiga kali lipat menjadi 155.070,2 ton. Bahkan, impor daging sapi segar naik 10 kali lipat dari 954 ton menjadi 10.340 ton pada tahun lalu.

Kondisi serupa terjadi pada impor jeroan, dari tidak ada sama sekali menjadi 9,5 ton. Melihat kondisi kenaikan volume impor tersebut, Sri Mulyani menilai wajar jika ditemukan ada 12 importir daging ayam dan 32 daging sapi melakukan kartel.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengklaim, pengendalian harga daging beku saat ini sudah baik, yakni maksimal Rp 80 ribu per kilogram (kg). Untuk menghindari terjadinya kartel, pemerintah menambah persyaratan impor yakni importir harus sudah membayar lunas pajak dan bea masuk sesuai ketetapan.

(Baca: Kementerian Pertanian Keluarkan Rekomendasi Impor 391.828 Ekor Sapi)

Jika persyaratan tersebut tidak dipenuhi maka pengusaha dilarang impor. "Kami tidak pernah mau membuat pengusaha rugi, hanya untungnya dibatasi. Kalau main-main, saya belajar dari Kemenkeu berapa bayar pajak. Mereka boleh dapat untung sejauh keuntungan itu wajar," ujar Enggar.

Ketua KPPU Muhammad Syarkawi Rauf mengatakan, selain mengkaji perdagangan daging sapi dan ayam, pemerintah juga akan melakukan kajian untuk komoditi pangan lainTujuannya agar harga pangan turun.

Langkah ini juga dalam rangka menindaklanjuti arahan Presiden agar harga komoditi pangan wajar. "Kami akan terus bekerja memberantas kartel di komoditas pangan strategis. Negara ini tidak boleh kalah dari pelaku kartel," katanya.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...