Imbas Corona, 30% Industri Jamu Tradisional Merumahkan Karyawan

Image title
27 April 2020, 16:13
Imbas Corona, 30% Industri Jamu Tradisional Merumahkan Karyawan.
ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
Ilustrasi UMKM produsen jamu di Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sejahtera Jaya, Simbangdesa, Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (8/11/2019). Sebanyak 30% industri jamu merumahkan karyawan imbas covid-19.

Wakil Ketua GP Jamu, Thomas Hartono juga menyatakan, industri jamu tradisional tengah mengalami kenaikan omzet. Tercatat, omzet industri jamu lokal pada 2018 mencapai Rp 19 triliun dan meningkat tahun lalu sekitar 10% atau setara Rp 21,9 triliun.

Dengan omzet industri yang tinggi, dia berpendapat pemerintah seharusnya mendukung penggunaan jamu tradisional dalam negeri. Hal ini dikarenakan ketersediaan bahan baku  melimpah sehingga mempermudah produksi industri jamu dalam negeri.

(Baca: Tak Terbukti Medis, Google Cabut Iklan Jamu Obat Corona di YouTube)

"Untungnya 99% bahan jamu itu dari lokal tidak diimpor. Kemungkinan pengadaan bahan baku tidak ada masalah, yang terhambat mungkin disuplai karena keterbatasan pengiriman barang," kata dia.

Dengan situasi seperti saat ini, salah satu cara pemasaran yang bisa dilakukan industri yakni menjual produk jamu secara daring. Meski tak langsung  dilakukan secara masif akibat keterbatasan infrastuktur, dia berharap sistem online setidaknya mampu menekan kerugian akibat corona.

"Diharapkan sistem online pengiriman baru, tidak akan mengurangi omzet penjualan jamu," kata dia.

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...