Tren Bisnis Kedai Kopi 2021: Harga Makin Terjangkau, Kualitas Bersaing

Image title
Oleh Ekarina
9 November 2020, 19:58
Kopi, Bisnis, Pandemi Corona, Covid-19, Investasi, Tren, Konsumsi.
ANTARA FOTO/Fauzan/aww.
Pelayan melayani pembeli dari balik sekat plastik di kedai Ketika Kopi, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (7/6/2020). Pemerintah Kota Tangerang Selatan memberikan kelonggaran kepada pemilik usaha makanan untuk kembali membuka dan melayani makan di tempat dengan syarat menerapkan protokol kesehatan.

Pada 2021, ekspansi gerai offline akan tetap dilanjutkan terutama di luar Jawa. Perusahaan juga sebelumnya berencana melebarkan sayap dengan ekspansi ke Asean, namun harus tertunda karena ada pandemi corona.

Sebagai gantinya, Kopi Kenangan akan meluncurkan brand dan produk baru di segmen makanan. Bisnis ini merupakan pelengkap dari usaha kopi yang sudah ada sebelumnya.

Ruth juga mengatakan, beberapa merek yang akan diluncurkan ini merupakan pengembangan sendiri. Namun, perusahaan juga tidak menutup kemungkinan mengakuisisi merek lain yang dinilai menarik dan kompetitif.

Pada tahun lalu, Kopi Kenangan mendapatkan pendanaan seri A sebesar US$ 20 juta atau setara Rp 280 miliar. Pendanaan dipimpin oleh Sequoia India dengan beberapa investor lain yang berpartisipasi termasuk rapper Jay-Z dan petenis Serena Williams.

Seperti diketahui, krisis kesehatan Covid-19 menyebabkan gerai kopi mulai lesu. Tutupnya pusat belanja dan pembatasan jam operasional fasilitas publik seperti stasiun dan sebagainya turut memukul usaha gerai kopi.

Agar bisa bertahan di tengah situasi saat ini dan merespons permintaan konsumen yang berada di rumah,  beberapa kedai kopi pun ikut menjual penjual kopi dalam konsep literan. Maxx Coffee, Roempi Coffee, Kopitagram, dan menjual kopi dengan satuan liter di e-commerce.

Starbucks juga menjual kopi literan seperti Emerald Green Tea Latte, Creamy Vanilla Latte, Hibiscus Tea Lemonade. Produk ini bisa dipesan melalui GoFood dan GrabFood. 

Sementara itu, riset Inventure dan Avara menunjukkan, terbatasnya aktivitas di luar rumah menyebabkan konsumsi kopi sachet meningkat. Kopi sachet menempati urutan pertama sebagai kopi yang paling diminati konsumen selama pandemi yaitu sebesar 48,4%.

Berikutnya, kopi kemasaan sebesar 36,3% dan paling akhir adalah paket manual brew yaitu 16,7%.

"Pandemi telah mengubah secara drastis perilaku para penikmat kopi. Di era leisure economy konsumen lebih suka nongkrong di kedai kopi, kini di era pandemic economy mereka terpaksa beralih ngopi di rumah," ujar Managing Partner Inventure Yuswohady, dalam risetnya. 

Berdasarkan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian konsumsi kopi nasional pada 2016 mencapai sekitar 250 ribu ton dan tumbuh 10,54% menjadi 276 ribu ton.

Konsumsi kopi Indonesia sepanjang periode 2016-2021 diprediksi tumbuh rata-rata 8,22%/tahun. Pada 2021, pasokan kopi diprediksi mencapai 795 ribu ton dengan konsumsi 370 ribu ton, sehingga terjadi surplus 425 ribu ton.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...