Mal Era 1990-an Golden Truly Ditutup, Beralih ke Platform Online

Image title
Oleh Ekarina
2 Desember 2020, 13:31
Golden Truly, Retail, E-commerce, Matahari Department Store, Pandemi Corona, Covid-19, Tokopedia
Golden Truly/ Instagram
Unggahan penutupan pusat belanja Golden Truly Gunung Sahari melalui Instagram. Perusahaan akan setop beroperasi per 1 Desember 2020.
PUSAT PERBELANJAAN DI TANGERANG BELUM BEROPERASI
PUSAT PERBELANJAAN DI TANGERANG BELUM BEROPERASI (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.)

Matahari juga akan melanjutkan negosiasi dengan pemilik mal untuk biaya sewa yang lebih rendah. Perusahaan memastikan tak akan membuka gerai baru pada kuartal IV 2020 dan kuartal I 2021.

Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo), menilai penutupan gerai yang dilakukan Matahari Department Store sebagai salah satu strategi untuk bertahan di masa pandemi.

"Secara industri kami melihat transaksi retail cenderung menurun meskipun perlahan membaik. Kami berharap di akhir tahun kembali meningkat, meskipun tak sesempurna sebelum pandemi," kata Wakil Ketua Aprindo, Fernando Repi kepada katadata.co.id, Selasa (1/12).

Kasus Covid-19 yang terus meningkat, ditambah wacana pemerintah mengurangi libur nasional juga menimbulkan kekhawatiran peretail. Sebab, di masa normal sebelum pandemi, peretail bisa diuntungkan dengan lonjakan transaksi hingga 30-35% dari bulan biasa sebelum corona.

Dengan adanya wabah corona, transaksi hanya bisa tumbuh sekitar 15% dengan dibantu lewat penjualan omni-channel atau perpaduan layanan digital. "Sudah diantisipasi, trafik akan berkurang. Pereitel sudah mulai melengkapi dengan layanan omni channel itu. Tinggal bagaimana kreativitas dan strateginya masing-masing peretail menjangkau konsumen," katanya.

Dengan perkembangan kasus Covid-19, dia pun berharap pemerintah bisa segera menyiapkan vaksin agar perekonomian membaik. Kendati demikian, hingga semester I 2021, industri retail diperkirakan belum dapat pulih seperti periode normal.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, bisnis sewa ruang retail di mal atau pusat belanja kemungkinan pulih pada triwulan III 2021. Ini bisa terjadi dengan catatan, vaksin sudah ditemukan dan terdistrubusi di kuartal kedua.

Dengan pelemahan industri retail saat ini, okupansi mal menurun 20% sepanjang tahun ini. Sehingga, pengelola mal, khususnya di DKI Jakarta diperkirakan merugi sekitar Rp 1,8 triliun akibat menurunnya penyewa dan penurunan pengunjung.

"Jika pada situasi normal penyewa yang keluar relatif lebih mudah mencari gantinya, tapi kali ini tidak demikian. Sekarang banyak penyewa yang menunda bahkan membatalkan membuka usaha baru lantaran menunggu perkembangan perekonomian ke depan," kata Alphonzus kepada katadata.co.id.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...