Atasi Kelangkaan di Masa Depan, Batan Kembangkan Varietas Baru Kedelai

Image title
13 Januari 2021, 17:16
kedelai, batan, kelangkaan kedelai,
ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/hp.
Pekerja membuat tempe di sentra perajin tempe Sanan, Malang, Jawa Timur, Senin (4/1/2021). Batan meluncurkan varietas kedelai baru yang lebih cepat berbuah untuk mengatasi masalah kelangkaan kedelai di masa mendatang.

Selama dua bulan tersebut, petani bisa menanam kedelai dengan varietas Sugenta I dan Sugenta II, sehingga tetap mendapatkan penghasilan. “Umur kedelai sudah diatur dibawah 70 hari. Sehingga, ini bonus bagi petani untuk menanami kedelai di lahannya,” kata Arwin.

Meski demikian bibit kedelai Sugentan I dan II masih belum bisa didistribusikan kepada petani karena masih menunggu rekomendasi resmi dan surat keputusan (SK) dari Kementerian Pertanian (Kementan). Kementan sendiri sudah menyetujui varietas ini.

Mendorong Ketersediaan Kedelai

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) M. Lutfi menyebutkan, permasalahan kedelai bukanlah hal mudah untuk dituntaskan. Karena adanya guncangan dari pasar global, Lutfi memprediksi harga kedelai terus melonjak sampai Mei 2021.

Keberadaan kedelai sempat langka pada awal 2021. Ketika produk pangan berbahan kedelai sudah kembali ke pasar, harganya menjadi lebih mahal. Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebutkan kenaikan harga kedelai karena permintaannya yang tinggi.

Untuk menjaga ketersediaan kedelai, setiap akhir bulan Kemendag akan menghitung harga wajar produk kedelai, juga menginformasikan harga kepada masayrakat.

“Ketika terjadi kenaikan harga, diharapkan masyarakat bisa mengerti. Apalagi 90% kebutuhan kedelai di Indonesia berasal dari impor,” kata Lutfi.

Hanya saja, pemerintah menekankan untuk memastikan pasokan kedelai tercukupi. Sehingga pengrajin tetap memproduksi tahu tempe, serta kondisi di dalam negeri bisa kondusif.

Dia melanjutkan, kalau misalnya tahun depan harga kedelai naik Rp 100, tentu kenaikan harga tahu dan tempe diharapkan tidak akan lebih dari itu. Menurutnya, ini dinamakan burden sharing.

Artinya, importir memastikan barang tetap ada dan pengrajin akan tetap memproduksi. “Kemudian nanti saya akan menginformasikan ke pasar bahwa harga kedelai sedang tinggi,” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Annisa Rizky Fadila
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...