Tertekan di 2021, Industri Tekstil Mulai Menggeliat Menjelang Ramadhan

Andi M. Arief
14 Januari 2022, 14:48
industril, tekstil, TPT
ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/hp.
Sejumlah pekerja menjahit kain sarung di industri kain sarung Asaputex, Tegal, Jawa Tengah, Senin (27/12/2021). Menurut Kementerian Perindustrian pertumbuhan industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) mulai bangkit di triwulan III 2021

Di samping itu, Redma mengamati permintaan tekstil untuk kebutuhan Ramadhan telah membaik dari realisasi 2021.

Seperti diketahui, permintaan tekstil untuk pasar Ramadhan biasanya melonjak sekitar dua kali lipat dibandingkan bulan biasa.  

 Redma mencatat saat ini seluruh industri kecil dan menengah (IKM) garmen telah memiliki pesanan hingga April 2022.

Hal ini ditransmisikan pada permintaan bahan baku ke industri antara dan hulu TPT. 

Redma menyampaikan setidaknya sembilan pabrikan akan melakukan investasi pada awal 2022.  

Namun demikian, Redma menilai investasi itu bukan disebabkan oleh peningkatan permintaan sepanjang 2022. 

"Safeguard dari pemerintah (untuk produk) benang, kain dan garmen, terus Peraturan Menteri Perdagangan No. 12-2020, Itu yang bikin (pelaku industri) confident  untuk investasi," kata Redma. 

 Menurutnya, krisis energi dan tingginya biaya pengapalan dapat dengan mudah diatasi oleh pelaku industri asal Negari Panda. Kondisi tersebut bisa menurunkan permintaan tekstil dari Indonesia.

"Yang paling penting keberpihakan pemerintah," ucap Redma. 

Sebelumnya, sembilan industri TPT telah melakukan investasi senilai Rp 10,5 triliun pada akhir 2021.

Secara rinci, nilai investasi senilai Rp 2 triliun di Pulau Jawa dan Rp 8,5 triliun di Provinsi Riau. 

Kesembilan perusahaan TPT yang berinvestasi tersebut, yakni PT. Dhanar Mas Concern, PT. Embee Plumbon Textiles, PT. Kewalram Indonesia, PT. Pan Brothers Tbk, PT. Anggana Kurnia Putra, PT. Sipatex Putri Lestari, PT. Bandung Djaja Textile, PT. Sinar Para Taruna Textile dan PT. Asia Pacific Rayon.

 “Hal ini membuktikan bahwa industri TPT bukan sunset industry, bahkan menjadi sunrise industry," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Realisasi investasi tersebut di antaranya meliputi industri pembuatan serat, pembuatan benang, pembuatan kain sampai dengan industri pakaian jadi. Agus mengatakan pengembangan industri dari investasi baru ini akan mempermudah industri TPT mendapatkan bahan baku.

Agus meyakini  industri TPT di Indonesia akan terus tumbuh di masa mendatang. 

Selain itu Kemenperin berupaya mendukung peningkatan iklim investasi dengan insentif fiskal maupun non fiskal untuk meminimalisir dampak pandemi Covid-19 serta meningkatkan kinerja industri TPT.

Kontribusi industri TPT terhadap PDB sektor manufaktur sebesar 6,08% pada kuartal III tahun 2021. Pertumbuhan ini mengalami perbaikan menjadi sebesar 4,27% apabila dibandingkan kuartal II 2021 sebesar 0,48%.

Adapun ekspor TPT pada periode Januari-Oktober 2021 turut mengalami peningkatan sebesar 19% menjadi US$ 10,52 miliar (Rp 150 triliun). Selain itu, nilai investasi juga mengalami kenaikan sebesar 12% sehingga menjadi Rp 5,06 triliun.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...