Konsumsi Semen Domestik 5,3 Juta Ton pada Januari, Melesat di Sulawesi

Andi M. Arief
21 Februari 2022, 19:21
semen, industri
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat semen di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (25/10/2019).

Konsumsi semen dalam negeri mencapai 5,28 juta ton pada Januari tahun ini, atau tumbuh 7,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year). 

Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat pertumbuhan konsumsi tertinggi ada di kawasan Sulawesi yang mencapai 43,7% secara tahunan pada Januari 2022 menjadi sekitar 606 ribu ton.

Adapun, volume konsumsi terbesar tetap di Pulau Jawa yang mencapai 2,7 juta ton atau susut 1% secara tahunan. 

"(Pertumbuhan) ini kemungkinan (disebabkan) awal 2021 Indonesia dilanda Covid-19 yang cukup berat, sehingga saat itu penjualan sangat rendah," kata Ketua Umum ASI Widodo Santoso dalam keterangan tertulis, Senin (21/2). 

 Widodo mengatakan pertumbuhan konsumsi nasional ditopang dari daerah di luar Pulau Jawa. Selain Jawa, penopang utama lainnya adalah konsumsi di Pulau Sumatera yang tumbuh 4% menjadi 1,14 juta ton. 

Sementara itu, daerah lainnya tumbuh lebih dari 20% secara tahunan. Di antaranya adalah Kalimantan yang 21% (342 ribu ton), Bali dan Nusa Tenggara tumbuh 29% (284 ribu ton), dan Maluku dan Papua tumbuh 33% (200 ribu ton). 

Sebaliknya, kinerja ekspor masih menunjukkan penyusutan setidaknya sejak November 2021. Per Januari 2022, kinerja ekspor susut 28% secara tahunan menjadi 658 ribu ton. 

Rendahnya ekspor inilay yang membuat Widodo menilai kinerja industri semen per Januari 2022 masih belum optimal.

Kinerja yang belum optimal tersebut makin membebani produsen jarena harga batu bara yang diterima pabrikan semen masih lebih mahal dua kali lipat dari kondisi normal. 

"Semoga bulan Februari 2022 program ekspor bisa pulih kembali dengan mulai terealisasinya kebijakan pelaksanaan DMO US$ 900 per ton pada industri semen dan pupuk," kata Widodo. 

 Widodo mencatat utilisasi industri semen pada 2021 masih di level 67%. Artinya ada 38 juta ton kapasitas terpasang industri semen yang tidak digunakan alias oversupply.

Menurutnya, isu oversupply masih akan membayangi kinerja industri semen tahun ini.

Isu oversupply inilah yang kemudian  membuat pemerintah berkomitmen untuk menghentikan penerbitan izin pabrik semen baru, kecuali untuk pendirian di wilayah Papua. 

Selain oversupply Widodo berujar isu harga batu bara dan penerapan kebijakan Zero Over Dimention Over Load (ODOL) akan berdampak pada kinerja industri semen.

Namun demikian, pabrikan optimistis kinerja industri semen dapat tumbuh hingga 5% pada akhir 2022.  Level tersebut lebih rendah dari capaian tahun lalu.

Sebagai catatan,  volume penjualan semen pada 2021 mencapai 77,82 juta ton atau tumbuh 8% secara tahunan. Pertumbuhan itu didorong oleh  kinerja ekspor yang naik 24% menjadi 11,6 juta ton. 

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Maesaroh

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...