Impor Gandum dari Ukraina ke Indonesia Tertahan Imbas Invasi Rusia

Andi M. Arief
4 Maret 2022, 17:38
gandum, Ukraina
ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamed Abd El Ghany/AWW/dj
Seorang petani merawat gandum di sebuah lahan di provinsi El-Kalubia, timur laut Kairo, Mesir, Selasa (1/3/2022).

Berdasarkan data Aptindo, negara pengimpor pertama gandum yakni Australia yang mencapai 4,48 juta ton atau 40,5% dari total volume impor gandum nasional sepanjang Januari hingga November 2021. Volume impor dari Negeri Kangguru melonjak 595% dibandingkan realisasi 2020 sebanyak 830 ribu ton.

Impor gandum dari Keranjang Roti Eropa itu mencapai 26,8% dari total impor gandum nasional atau 3,07 juta ton selama Januari hingga November 2021. Angka itu naik 3,9% dibandingkan realisasi 2020 sejumlah 2,96 juta ton. 

Selanjutnya, impor gandum dari Kanada mencapai 17% dari total impor atau sejumlah 1,88 juta ton. Realisasi ini tercatat susut dari capaian 2020 sebanyak 2,19 juta ton.

Dampak perang terhadap pasokan gandum tergantung pada lamanya intensitas perang Rusia-Ukraina. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman mengatakan, potensi kenaikan harga pangan termasuk mi instan akan lebih kecil bila perang berlangsung singkat. 

Sebab, para produsen menengah ke atas umumnya memiliki stok bahan baku yang cukup hingga dua bulan. Meski demikian, Adhi optimistis bahwa para pelaku industri telah mencari berbagai alternatif untuk mengantisipasi kenaikan harga gandum tersebut.

Apalagi, bukan hanya Indonesia yang bakal mengalami terganggunya pasokan gandum akibat konflik Rusia-Ukraina. “Maka dari itu perlu kita pikirkan alternatifnya, bagaimana kita lakukan substitusi gandum dengan bahan baku lainnya, melakukan inovasi produk, dan sebagainya,” ujar Adhi, Selasa (1/3).

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...