Bahlil Bantah Softbank Mundur dari Proyek Ibu Kota Negara
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan sejumlah investor sudah menyatakan minatnya untuk masuk ke proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Pemerintah juga telah menyiapkan dukungan dari sisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Sri Mulyani menyatakan akan menggunakan semua sarana yang ada untuk menarik minat investor ke proyek ini, termasuk lewat sovereign wealth fund (SWF) yang sudah dimiliki pemerintah, INA. Lembaga itu sudah bermitra dengan sejumlah pengelola dana pensiun dari luar negeri yang akan berinvestasi ke Indonesia melalui skema ekuitas.
Keterlibatan APBN untuk mendanai proyek ini terutama untuk membangun infrastruktur dasar, seperti jalan tol, pelabuhan hingga bandara baru. Dukungan APBN ini akan dilakukan melalui belanja Kementerian dan Lembaga (K/L) dan tidak menutup kemungkinan akan dilakukan top up jika memang diperlukan.
Adapun, pemerintah juga akan mengoptimalkan aset-aset yang ada di Jakarta untuk membantu membiayai proyek ini. Seperti diketahui, Kemenkeu telah mengidentifikasi setidaknya ada aset negara dengan nilai Rp 300 triliun yang bisa dioptimalkan ketika ibu kota pindah.
Secara umum, konstruksi IKN tahap pertama akan berlangsung hingga 2024. Adapun pembangunan seluruh Ibu Kota Negara dijadwalkan terus berlangsung hingga 2045.
Total biaya pembangunan IKN diperkirakan mencapai Rp 466 triliun dengan dana dari APBN kurang dari 20%. Penggunaan uang negara bisa secara langsung maupun dengan skema pengelolaan aset negara dengan mekanisme PNBP. Lebih dari 80% pembiayaan ibu kota baru akan melalui skema KPBU, investasi swasta, maupun BUMN dan BUMD.