Lebih Efisien, Pabrik Minyak Sawit Tanpa Uap Bakal Beroperasi di Jambi
Dewan Sawit Indonesia (DSI) menyatakan akan ada penggunaan teknologi terbaru pada industri sawit di Jambi pada Juni 2022. Teknologi yang dimaksud adalah pabrik minyak sawit tanpa uap (PMTU).
Teknologi PMTU akan mengubah proses sterilisasi dalam memproduksi refined, bleached, deodorized (RBD) Palm Oil yang umumnya menggunakan uap menjadi tanpa uap. PMTU akan menghasilkan RBD palm oil yang lebih sesuai dengan permintaan pasar internasional, yakni memiliki kandungan racun yang lebih rendah.
"Ini salah satu revolusi teknologi yang dilakukan bangsa ini dengan melihat lingkungan dan diharapkan bisa dioperasikan untuk petani kecil," kata Plt DSI Sahat Sinaga dalam webinar "Inovasi Sawit Dalam Industri Pangan", Rabu (25/5).
Sahat menjelaskan, PMTU juga akan meningkatkan hasil produksi dari tandan buah segar (TBS) menjadi RBD Palm Oil hingga 5%. Selama ini, sterilisasi di industri CPO membuat hasil produksi susu 4% - 5% karena menggunakan uap.
Terakhir, Sahat menyampaikan penggunaan PMTU akan lebih ramah lingkungan karena mengurangi limbah hasil produksi dan meningkatkan efisiensi energi. Sahat mendata proses sterilisasi degan uap menyerap daya hingga 20 kilowatt per ton TBS. Selain itu, proses penguapan juga menghasilkan emisi karbon dari limbah sawit ata Palm Oil Mill Effluent (POME) sebanyak 1,29 ton eCO2 per ton CPO.
Sahat menilai penggunaan PMTU akan meningkatkan nilai tambah yang dinikmati oleh petani sawit. Produk yang dihasilkan petani sawit dalam perusahaan kelapa sawit (PKS) tidak hanya minyak sawit mentah (CPO) dengan adanya PMTU.
"Kalau selama ini (petani sawit) menjual Rp 100, (dengan PMTU petani sawit) bisa mendapatkan Rp 175 dari kebun sawit mereka," kata sahat.
Berdasarkan catatan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), volume ekspor olahan CPO pada 2021 mencapai 25,7 juta ton, sementara itu total ekspor mencapai 34,23 juta ton. Artinya, RBD Olein berkontribusi sekitar 46,69% dari total ekspor Olahan CPO dan 35,05% dari total ekspor CPO dan turunannya.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) meramalkan produksi industri sawit pada tahun ini akan naik 4,87% secara tahunan menjadi 53,8 juta ton. Dengan kata lain, performa 2022 akan melampaui realisasi pra pandemi atau pada 2019 sebanyak 52,18 juta ton.
Secara rinci, produksi CPO pada 2022akan naik 4,52% menjadi 49 juta ton dibandingkan realisasi 2021 sebanyak 46,88 juta ton. Sementara itu, produksi CPKO akan tumbuh 8,79% menjadi 4,8 juta ton.
Sementara itu, konsumsi domestik CPO dan turunannya akan tumbuh 11,78% secara tahunan menjadi 20,59 juta ton sepanjang 2022. Secara rinci, konsumsi oleopangan akan naik 7,21% menjadi 9,6 juta ton, oleokimia tumbuh melambat 1,59% menjadi 2,16 juta ton, dan biodiesel melonjak 20,26% menjadi 8,83 juta ton.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatatkan kenaikan konsumsi minyak sawit di dalam negeri selama periode Maret 2022. Mengutip laporan terakhir Gapki, konsumsi minyak sawit dalam negeri sepanjang bulan Maret lalu mencapai 1,5 juta ton. Tingkat konsumsi itu naik 9,4% dari konsumsi Februari 2022 yang hanya 1,37 juta ton.