Harga Pangan Dunia Terus Turun dalam 5 Bulan, Berkat CPO dan Gandum

Tia Dwitiani Komalasari
5 September 2022, 12:42
Pekerja memuat tandan buah segar di Desa Kubu, Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan TengahJumat (19/8). Petani belum menikmati efek positif dari pembebasan pungutan ekspor minyak sawit mentah yang sudah dirasakan para pelaku industri k
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pekerja memuat tandan buah segar di Desa Kubu, Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan TengahJumat (19/8). Petani belum menikmati efek positif dari pembebasan pungutan ekspor minyak sawit mentah yang sudah dirasakan para pelaku industri kelapa sawit sejak 15 Juli 2022. Harga tandan buah segar atau TBS petani masih di bawah Rp 1.500 per kilogram dan ada pula pabrik yang belum mau menampung hasil panen mereka dengan alasan tangki minyak sawit mentah atau CPO penuh.

Indeks harga pangan dunia yang dikeluarkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) terus mengalami penurunan selama lima bulan berturut-turut pada Agustus 2022. Kondisi itu dipengaruhi oleh dimulainya kembali ekspor biji-bijian dari pelabuhan Ukraina sehingga pasokan pangan dunia membaik.

Dikutip dari situs resmi FAO, Senin (5/9), Indeks Harga Pangan FAO rata-rata 138,0 poin pada Agustus 2022, turun 2,7 poin atau 1,9% dari Juli. Lembaga pangan PBB tersebut juga mencatat bahwa penurunan telah terjadi dalam waktu lima bulan berturut-turut. Namun demikian, penurunan harga tersebut masih 10,1 poin atau 7,9% lebih tinggi dibandingkan tahun lalu

Semua lima sub-indeks pangan dunia turun moderat di Agustus 2022. Presentase penurunan bulanan terbesar adalah minyak nabati sebesar 3,3% dan sereal 1,4%.

Sementara indeks harga pangan capai rekor tertinggi tahun ini pada Mei yaitu 159,7. Hal itu dipengaruhi oleh invasi Rusia ke Ukraina yang menyebabkan pasokan biji-bijian semakin berkurang.

Namun sejak Agustus, Ukraina mulai mengekspor kembali biji-bijian setelah adanya kesepakatan dengan Rusia yang ditengahi oleh Turki dan PBB. Selain itu, pasokan gandum juga bertambah karena keberhasilan panen di Amerika Utara.

Sebelumnya pada awal Juli, FAO telah menurunkan perkiraannya untuk produksi sereal global 2022 menjadi 2,774 miliar ton dari proyeksi sebelumnya 2,792 miliar.

Indeks Harga Minyak Nabati FAO rata-rata 163,3 poin pada Agustus. Indeks tersebut turun 5,5 poin atau 3,3 persen dari bulan sebelumnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...