Mengapa Harga Cabai di Jakarta Rp78.000, tapi di Jatim Cuma Rp31.000?

Nadya Zahira
20 September 2022, 12:20
Pedagang mengambil cabai merah keriting untuk ditimbang di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (13/7/2022).
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Pedagang mengambil cabai merah keriting untuk ditimbang di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (13/7/2022).

Harga cabai merah besar mengalami kesenjangan yang tinggi antara daerah produksi dengan daerah konsumsi. Misalnya rata-rata harga cabai di DKI Jakarta dan Jawa Timur yang perbedaannya sangat signifikan mencapai lebih dari dua kali lipat.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional yang dikeluarkan Bank Indonesia, harga rata-rata cabai merah besar di DKI Jakarta mencapai 78.350 per kg pada Senin (20/9). Sementara itu, harga rata-rata cabai merah besar di Jawa Timur mencapai Rp 31.800 per kg, sekaligus terendah se-Indonesia.

Harga cabai merah besar tertinggi terdapat di Kalimantan Tengah yang mencapai Rp 100.000 per kg. Sementara harga rata-rata cabai merah besar di Jawa Barat mencapai Rp 61.450 per kg.

Kenaikan harga BBM berdampak pada harga cabai

Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI), Reynaldi Sarijowan, mengatakan kesenjangan harga tersebut terjadi karena Jawa Timur merupakan daerah penghasil cabai terbesar, seperti di Lumajang. Sedangkan DKI Jakarta merupakan daerah konsumsi. Dengan demikian, wajar terjadi adanya kesenjangan harga antar daerah.

Namun demikian, kesenjangan harga tersebut semakin tinggi sejak adanya kenaikan bahan bakar minyak. Pasalnya, sebagian besar logistik pangan di Indonesia masih menggunakan cara tradisional, yaitu menggunakan transportasi dengan skala kecil. Dengan demikian, kenaikan harga BBM akan berdampak signifikan pada harga bahan pokok di daerah-daerah konsumsi.

Selain itu, Reynaldi mengatakan, kesenjangan harga ini diakibatkan oleh para pengepul cabai yang kerap memainkan harga cabai.“Pemerintah seharusnya memperhatikan dan mengawasi para pengepul cabai, agar tidak semena-mena kepada harga cabai yang dijual,” ujar Reynaldi kepada Katadata.co.id, pada Senin (19/9).

 Reynaldi juga menilai, melonjaknya harga cabai rawit merah dan cabai merah diakibatkan karena faktor musim hujan yang terus berlangsung, sehingga mempengaruhi produksi cabai dalam negeri.

“Musim hujan juga pastinya mempengaruhi produksi cabai dalam negeri, makannya harga cabai di Jakarta bisa sangat naik dan melonjak dibandingkan dengan daerah Jawa Timur,” ujar Reynaldi.

 Reynaldi berharap, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian bisa menemukan solusi dalam mengatasi masalah kesenjangan harga cabai. Dengan begitu harga cabai bisa kembali normal.

 “Maka seharusnya kita dorong agar seluruh stakeholder yang berpengaruh nii sama-sama gotong royong, biar masalahnya cepat selesai, mengingat permasalahan ini sangat berdampak bagi masyarakat dan pengusaha rumah makan,” ujarnya.

Reporter: Nadya Zahira

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...