Industri Tekstil dan Alas Kaki Sudah PHK 79.000 Karyawan
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia atau API, Jemmy Kartiwa Sastraatmadja, mengatakan jika sebagian karyawan industri TPT kini telah dirumahkan. Bahkan sudah ada perusahaan yang melakukan PHK seperti salah satu pabrik yang ada di Jawa Barat.
Menurut Jemmy saat ini banyak perusahaan tekstil yang sudah mengurangi jam operasional perusahaannya. Hal itu disebabkan karena permintaan yang menurun tajam, "Jadi dulu biasanya rata-rata perusahaan tekstil bekerja 7 hari dalam satu minggu, tiap hari bekerja selama 24 jam. Namun sekarang hanya bekerja maksimum 5 hari, pada Sabtu-Minggu diliburkan," ujar Jemmy kepada Katadata.co.id, pada Rabu (26/10).
Jemmy mengatakan kinerja industri tekstil telah turun hingga 30% sejak September lalu. Selain itu, banyak produksi TPT Indonesia yang tidak bisa dipasarkan karena daya beli menurun baik domestik maupun ekspor, serta inflasi yang terjadi pada sejumlah negara tujuan ekspor TPT Indonesia menyebabkan permintaan menurun.
Sementara itu, Asosiasi Persepatuan Indonesia atau Aprisindo mencatat, untuk industri alas kaki melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap 25.700 pekerja. Merek Nike, Adidas, dan Reebok juga mengeluhkan ekspor yang lesu.
Ketua Umum Aprisindo, Eddy Widjanarko, mengatakan bahwa jumlah pegawai yang di-PHK tersebut porsinya 10% dari total. Ia memprediksi jumlahnya bertambah pada 2023.
Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, selama periode Januari-September 2022 ada sekitar 10 ribu orang yang terkena PHK di Indonesia.
Selama periode tersebut pemecatan paling banyak terjadi di Banten, dengan jumlah korban PHK 3,7 ribu orang. Di urutan selanjutnya ada DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Kepulauan Riau dengan rincian seperti terlihat pada grafik.