Indeks Ketahanan Pangan RI Merosot di Bawah Malaysia dan Vietnam

Tia Dwitiani Komalasari
5 Januari 2023, 15:14
Petani merontokkan bulir padi di area persawahan Bonto Manai, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (25/10/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan luas panen padi 2022 mencapai 10,61 juta hektare, naik sebesar 1,87 persen di banding 2021 selua
ANTARA FOTO/Arnas Padda/foc.
Petani merontokkan bulir padi di area persawahan Bonto Manai, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (25/10/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan luas panen padi 2022 mencapai 10,61 juta hektare, naik sebesar 1,87 persen di banding 2021 seluas 10,41 juta hektare.

Menurut Fadhil, Indonesia bisa memanfaatkan peluang yang muncul dari kenaikan harga pangan global pada awal 2022. Jika harga pangan naik, maka nilai ekspor yang didapatkan Indonesia pun akan naik.

Namun demikian, Fadhil mengatakan, produktivitas yang turun tersebut menyebabkan Indonesia tidak dapat memanfaatkan secara optimal kenaikan harga bahan pangan tersebut. Di sisi lain, impor pangan Indonesia bertambah mahal.

"Perlu policy response yang tepat dan kredibel untuk bisa memanfaatkan secara optimal peluang dan kesempatan ini antara lain peningkatan produktifitas, perbaikan infrastruktur, dan perlindungan kelompok rentan," ujarnya.

 Ketua Badan Anggaran DPR RI Said Abdullah mengatakan, Program ketahanan pangan dilanjutkan tahun depan dengan anggaran Rp 94,9 triliun. Anggaran ketahanan pangan pada tahun depan terdiri dari belanja pemerintah pusat yang mencapai Rp 72,9 triliun dan transfer keuangan daerah atau TKD Rp 22,1 triliun.

Anggaran ini akan digunakan untuk meningkatkan komoditas pangan strategis, meningkatkan daya saing SDM sektor pertanian dan perikanan, pemanfaatan teknologi dan data, pengembangan inovasi pangan, perbaikan sistem logistik pangan, serta pembangunan infrastruktur irigasi dan waduk.

"Indonesia saat ini menghadapi ancaman disrupsi pangan global dan tren peningkatan prevalansi ketidakcukupan pangan nasional. Kondisi ini perlu disikapi dengan program kemandirian pangan berkelanjutan. " ujar Said dalam Sidang Paripurna, Kamis (29/9). 

Ia mengatakan, Indonesia selama bertahun-tahun tak bisa keluar dari masalah klasik yang membuat kemajuan di sektor pertanian sangat lambat."Ini berujung pada rendahnya daya saing produk tanaman pangan dan semakin rendahnya sumbangsih ketahanan pangan terhadap PDB," ujarnya. 


Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...