Produksi Daging Ayam Surplus 500 Ribu Ton, Peternak Rakyat Berguguran

Tia Dwitiani Komalasari
13 Maret 2023, 15:38
Pekerja memeriksa kondisi kandang dan ayam di peternakan ayam modern Naratas, Desa Jelat, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Sabtu (11/4/2020). Pengusaha peternak ayam Naratas terpaksa memanen ayam lebih awal akibat daya beli menurun lantaran sejumlah rumah ma
ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/wsj.
Pekerja memeriksa kondisi kandang dan ayam di peternakan ayam modern Naratas, Desa Jelat, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Sabtu (11/4/2020). Pengusaha peternak ayam Naratas terpaksa memanen ayam lebih awal akibat daya beli menurun lantaran sejumlah rumah makan di daerah Jabodetabek dan Jabar tutup karena pandemi COVID-19 yang berakibatnya kerugian hingga 70 persen dari modal investasi sebesar Rp14 miliar.

"Ketiadaan data yang valid ini kemudian digunakan oleh perusahaan-perusahaan integrator untuk menguasai pasar dari hulu ke hilir yang berdampak secara langsung terhadap operasional dan kehidupan peternak mandiri dan peternak rakyat," tulisnya.

Kondisi tersebut harga jual ayam di kandang jauh di bawah Harga Pokok Produksi (HPP).Sementara harga ayam di tingkat konsumen dapat dikatakan relatif stabil. Permintaan pasar tidak menunjukkan kenaikan, sementara produksi ayam berlebih dan tidak diserap secara maksimal.

Peternak Berguguran

Selain itu, biaya produksi yang harus dikeluarkan peternak ayam tinggi terutama harga bahan baku pakan dan jagung. Peternak ayam mandiri dan peternak rakyat harus memperoleh jagung bersaing dengan broker dan perusahaan integrator yang memiliki kekuatan modal yang besar.

Perusahaan besar tersebut menguasai bisnis peternakan dari hulu ke hilir mulai dari proses pembibitan, pabrik pakan ternak, produksi obat-obatan dan vitamin ternak, hingga ke proses budidaya ayam konsumsi yang dilakukan perusahaan ayam besar (integrator). Di sisi lain, perusahaan ternak besar juga memasarkan produknya di pasar yang sama yang diakses peternak mandiri dan peternak rakyat.

Permasalahan yang dialami peternak mandiri dan peternak rakyat tersebut mengakibatkan peterna mengalami kebangkrutan, menutup usahanya, dan beralih profesi.

Oleh karenanya, peternak mandiri dan peternak rakyat yang tergabung dalam Sekretariat Bersama Asosiasi Perunggasan meminta agar:
1. Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan dan Badan Pangan Nasional mengeluarkan kebijakan yang mampu meningkatkan nilai produksi dan kemampuan peternak mandiri dan peternak rakyat untuk melanjutkan usaha dan kehidupannya;
2. Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan dan Badan Pangan Nasional melakukan langkahlangkah atau mengeluarkan kebijakan yang mendorong terbentuknya tata niaga perunggasan yang berpihak peternak mandiri dan peternak rakyat dalam industri ayam. Tidak hanya menguntungkan perusahaan-perusahaan integrator;
3. Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan dan Badan Pangan mengeluarkan kebijakan yang dapat mengatasi disparitas harga produksi dan harga jual ayam di pasaran;
4. Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan dan Badan Pangan mengembangkan data produksi dan konsumsi unggas yang valid dan kredible yang dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan industri peternakan ayam yang memberikan ruang kepada seluruh kalangan untuk berusaha secara adil. Tidak hanya terbuka bagi investor dan pemodal besar;
5. Komnas HAM melakukan pemantauan dan pengkajian mengenai kecurangan yang terjadi dalam industri peternakan ayam di Indonesia yang mengakibatkan terjadinya pelanggaran hak-hak peternak mandiri dan peternak rakyat untuk berusaha dan melanjutkan kehidupan secara aman dan nyaman;
6. Komnas HAM memanggil dan meminta keterangan kepada para pemangku kepentingan khususnya Kementrian Perdagangan, Kementrian Perdagangan, Badan Pangan Nasional dan Perusahaan Peternakan Terintegrasi terkait dengan situasi yang dialami peternak mandiri dan peternak rakyat dalam industri peternakan nasional.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...