IBC Butuh Rp 822 Miliar untuk Akuisisi 5% Saham Pabrik Baterai Listrik
PT Indonesia Battery Corporation atau IBC membutuhkan pendanaan minimal US$ 55 juta atau sekira Rp 822,8 miliar untuk mengakuisisi 5% saham di proyek pabrik baterai kendaraan listrik kerja sama LG Energy Solution dan Hyundai Group di Karawang, Jawa Barat.
Direktur Utama IBC, Toto Nugroho, menyampaikan perusahaan masih melakukan proses negosiasi dan uji tuntas atau due diligence untuk mengambil 5% saham proyek yang diklaim sebagai pabrik baterai listrik terbesar di Asia Tenggara tersebut.
“Masih dalam tahap negosiasi, IBC harus ambil. Untuk itu, kami harus beli dan untuk beli itu, kami harus negosiasi,” kata Toto di Hotel Sari Pacific Jakarta pada Rabu (31/5).
Pembangunan pabrik yang diberi nama ‘Proyek Omega’ itu memiliki nilai investasi sebesar US$ 1,1 miliar atau setara Rp 16,3 triliun untuk fase pertama. Para pemegang saham pada proyek tersebut juga berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi hingga 20 giga watt hour (GwH).
Proyek tersebut akan mulai beroperasi pada April 2024 dengan kapasitas produksi fase pertama sebesar 10 GwH dengan menghasilkan lebih dari 150.000 unit baterai listrik untuk kendaraan. Sejauh ini pembangunan pabrik sudah mencapai 80% fasa konstruksi.
“Untuk proyeksi pendanaan 5% itu, tinggal hitung saja dengan jumlah nilai investasinya,” ujar Toto.
Sebelumnya, PT Mineral Industri Indonesia atau MIND ID menyampaikan bahwa fase dua ekspansi pabrik baterai listrik Kerawang akan berjalan pada 2030 dengan kapasitas tambahan 15 GwH sampai 20 GwH. Secara total, pabrik tersebut berpotensi sangguh menghasilkan memproduksi baterai sebesar 30 GwH.