India Akan Setop Ekspor Beras ke Indonesia, Bagaimana Nasib Stok RI?
India berencana akan melarang ekspor beras ke berbagai negara termasuk Indonesia. Hal itu dilakukan untuk menghindari risiko inflasi di dalam negeri.
Di sisi lain, India merupakan salah satu negara importir beras dari Indonesia. Kementerian Perdagangan dan Bulog bahkan sudah meneken kontrak impor beras dengan India.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaludin Iqbal, mengatakan Bulog sudah menandatangani kontrak impor beras sebesar 300.000 ton dengan India. Dari jumlah tersebut, India baru merealisasikan ekspor beras ke Indonesia 5.000 ton.
“Sebanyak 300 ribu ton untuk tahap impor selanjutnya yang sedang kontrak, India memang belum masuk lagi,” ujar Iqbal saat dihubungi Katadata.co.id, Senin (17/7).
Namun demikian, Iqbal optimistis Bulog masih bisa memenuhi kebutuhan untuk cadangan beras pemerintah. Seperti diketahui, Bulog ditugaskan untuk impor beras hingga 2 juta ton tahun ini.
Menurut Iqbal, impor beras Indonesia dari India relatif kecil dibandingkan Thailand, Vietnam, dan Pakistan. Oleh sebab itu, dirinya optimistis kebutuhan beras untuk Indonesia masih aman.
“Masih ada Thailand, Vietnam, dan Pakistan yang Insya Allah masih cukup untuk menyuplai beras dari negaranya untuk Indonesia,” kata dia
Dia mengatakan, Bulog sudah merealisasikan izin impor beras sebesar 500 ribu ton hingga Juni 2023. Saat ini, dia mengatakan, Bulog sedang membongkar beras impor yang baru masuk ke Indonesia yaitu sebanyak 300 ribu ton yang berasal dari Thailand, Vietnam, dan Pakistan.
Berdasarkan Cadangan Pangan Pemerintah Badan Pangan Nasional atau Bapanas per 12 Juli 2023, stok beras di BUMN Pangan, Perum Bulog dan ID Food, sebanyak 662.257 ton.
Harga Beras Impor Melonjak
Meskipun masih bisa memasok ke Indonesia, harga beras Thailand dan Vietnam melonjak pada semester I 2023. Berdasarkan data Bank Dunia, sepanjang paruh pertama tahun ini rata-rata harga beras Thailand cenderung naik, hingga mencapai USD 514 per ton pada Juni 2023.
Harga tersebut meningkat 0,8% dibanding bulan sebelumnya (month-on-month/mom), lebih mahal 15,8% dibanding setahun lalu (year-on-year/yoy), dan mencapai rekor tertinggi sejak 2021.
Sementara, rata-rata harga beras Vietnam (kualitas 5% broken) mencapai USD 508,24 per ton pada Juni 2023.
Harga beras Vietnam itu naik 8% secara bulanan (mom), meningkat 23% secara tahunan (yoy), serta menjadi rekor termahal dalam sedekade terakhir.
Impor Beras 2 Juta Ton
Sebelumnya, Presiden Joko widodo atau Jokowi menetapkan rencana impor beras dua juta ton pada 2023. Ini dilakukan bertahap sesuai kebutuhan.
Jokowi mengatakan, impor beras dilakukan untuk mengantisipasi El Nino. Menurut dia, impor beras harus dilakukan dengan cepat sebelum dampak cuaca ini menyerang negara importir beras.
“Jangan sampai nanti saat sudah musim kering panjang, kami bingung mau beli beras karena barangnya tidak ada," ujar Presiden Jokowi di Tuban, Jawa Timur, tiga pekan lalu (6/4).
Jokowi menekankan masifnya volume beras impor tersebut tidak akan memengaruhi harga beras di pasar domestik. Sebab, beras impor ini akan digunakan sebagai cadangan beras pemerintah atau CBP.
Pemerintah mengatur volume CBP harus mencapai 1,2 juta ton setiap saat. Tujuannya, supaya Bulog memiliki kemampuan untuk menstabilkan harga beras di pasar yang sangat tinggi saat ini.
Rencana volume impor beras 2023 melonjak 365% dibanding 2022 atau year-on-year (yoy), sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir. Terakhir volume impor beras nasional meningkat 638% yoy menjadi 2,25 juta ton pada 2018.