IBC Jajaki Peluang Pasok Sel Baterai untuk Mobil Listrik VinFast
Bijih nikel tersebut akan diolah dengan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dan teknologi Teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL). Pengolahan bijih nikel dengan suhu tinggi merupakan proses pembuatan bahan baku sel baterai berupa nikel sulfat, prekursor, dan katoda.
IBC merupakan holding produsen baterai listrik indonesia yang terdiri atas MIND ID melalui PT Antam dan Inalum, Pertamina, serta PLN. Mereka masing-masing menggenggam porsi 25% saham IBC.
Selanjutnya di sisi petambangan bijih nikel, Antam bakal mengambil peran utama dalam dalam Proyek Titan. Adapun proses produksi RKEF dan HPAL akan ditangani oleh IBC dan Antam. Rangkaian produksi nikel sulfat, prekursor hingga katoda akan berada di bawah IBC.
Seluruh rangkaian proses dari penambangan sampai pengolahan HPAL akan dilakukan di Halmahera Timur. Kemudian, pengembangan bahan baku menjadi sel baterai akan dilanjutkan di Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah dan Karawang, Jawa Barat.
Terkait Proyek Dragon, IBC bersama CBL akan mengembangkan industri baterai kendaraan listrik sampai tahap proses daur ulang baterai yang diambil dari dari baterai bekas dari kendaraan listrik dan bekas energy storage system atau sistem penyimpanan energi untuk energi baru dan terbarukan.
Dalam proyek senilai lebih dari US$ 6,7 miliar atau sekira Rp 105,3 triliun tersebut, CBL akan membangun seluruh fasilitas sampai produksi sel baterai tahap pertama di Halmahera Timur. Pada tahap kedua, CBL akan membangun proyek pengolahan nikel sulfat, prekursor, katoda dan sel baterai di Kawasan Industri Kalimantan Utara, serta membangun pabrik daur ulang baterai. Proyek ini nantinya akan mengembangkan ekosistem baterai listrik dari hulu ke hilir.